BONTANG — Direktur Nusantara Riset, Afrianto Nurdin, menilai Kota Bontang masih amat jauh dari Kota yang mandiri secara fiskal.
Kesimpulan itu disampaikannya usai membaca data yang disajikan katakaltim dari Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Bontang, Kamis (14/11/2024).
"Data ini menunjukkan Bontang masih berada pada kategori sangat rendah untuk dikatakan sebagai Kota yang mandiri secara fiskal," ucapnya.
Menurut Afrianto, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bontang yang cukup tinggi mestinya mampu mendongkrak peningkatan PAD.
Baca Juga: Legislator Bontang Soroti Serapan APBD Perubahan Baru Mencapai 49 Persen
"Belanja daerah itu salah satu instrumen untuk mentrigeer (memicu) pertumbuhan ekonomi dari sisi pengeluaran. Jika pertumbuhan ekonomi meningkat, tentu akan berdampak pada penerimaan PAD," terangnya.
Afrianto mengemukakan, karena PAD Bontang yang menurun setiap tahunnya berdasarkan presentasi pendapatan daerah, pemerintah harus melakukan belanja modal yang bersifat padat karya agar berdampak pada peningkatan pendapatan daerah.
"Belanja modal yang sifatnya padat karya dan memiliki dampak Capital pada peningkatan investasi di daerah," pungkasnya.
Sebelumnya Kepala Bapenda Bontang, Syahruddin, saat ditemui Selasa (12/11/2024) menerangkan dengan naiknya dana transfer memang menyebabkan proporsi PAD secara keseluruhan mengalami penurunan.
"Karena transfer meningkat signifikan, PAD meningkat tapi lebih kecil dari dana transfer," ucapnya. (*)