Payload Logo
Tahun Baru
Pelabuhan Loktuan

Pelabuhan Loktuan Kota Bontang (dok: Agu/katakaltim)

Rawan! Badan Narkotika Soroti Pelabuhan Loktuan Bontang, Ada Indikasi Jadi Pintu Masuk Narkoba Internasional

Penulis: Agu | Editor:
26 Desember 2025

BONTANG — Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Bontang tengah memperketat pengawasan di Pelabuhan Loktuan.

Berdasarkan laporan terbaru Indonesian Drug Report 2025, pelabuhan Loktuan diduga kuat jadi salah satu gerbang utama penyelundupan narkotika jaringan internasional yang berasal dari Tawau, Malaysia.

Kepala BNNK Bontang, Lulyana Ramdhani, mengungkapkan kerawanan ini dipicu oleh mekanisme pemeriksaan di pelabuhan yang masih amat longgar.

Hingga saat ini, belum juga ada sistem pendeteksian barang bawaan yang memadai bagi penumpang maupun logistik yang keluar-masuk kapal.

"Jika kita lihat, saat ini hanya ada pemotongan karcis penumpang tanpa adanya alat deteksi barang. Hal ini memperkuat indikasi jalur laut kita sangat rawan disusupi," ucapnya, Jumat 26 Desember 2025.

Pantauan Intelijen Internasional

Kekhawatiran tersebut bukan tanpa alasan. Luly—sapaannya—membeberkan pihaknya sempat menerima informasi ihwal pergerakan narkoba jalur laut menuju Kota Bontang.

Pergerakan itu terdeteksi oleh intelijen asing, seperti dari Taiwan atau Thailand, melalui BNN Pusat.

Pun dalam penelusuran saat itu barang bukti belum ditemukan, informasi tersebut jadi sinyal waspada bahwa perairan Bontang dipantau secara global.

“Ada memang indikasi peredaran jalur laut ke Bontang. Pas kami telusuri tidak ditemukan. Tapi informasi itu sudah masuk ke intelnya Taiwan atau Thailand,” bebernya.

Kawasan Tertinggi Peredaran Narkoba

Meski Pelabuhan Loktuan dikategorikan tingkat kerawanan "Bahaya" sebagai pintu masuk, data penegakan hukum di lapangan justru menampilkan tren menarik.

Sepanjang 2025, titik penangkapan kasus narkoba terbanyak justru bergeser ke Kelurahan Tanjung Laut Indah.

“Tahun ini akan berubah berkenaan dengan intervensi kita ke Loktuan, TKP penangkapan bisa ditekan, dan malah yang besar tahun ini di Tanjung Laut Indah,” ungkap Luly.

Sebelumnya, Kapolres Bontang, AKBP Widho Andriano, dalam konferensi pers bersama BNNK pada Selasa 23 Desember 2025, memaparkan data perbandingan penangkapan di dua wilayah tersebut.

Kelurahan Tanjung Laut Indah sebanyak 17 Kasus Penangkapan. Sementara Kelurahan Loktuan mencapai 8 Kasus Penangkapan.

"Saat ini, kasus terbanyak yang kami tangani berada di wilayah Tanjung Laut Indah," tegas AKBP Widho.

Intervensi dan Pencegahan Penurunan angka penangkapan di Loktuan—hanya 8 kasus—diklaim sebagai hasil intervensi masif oleh BNNK sepanjang tahun ini.

Pun demikian, status Loktuan tetap jadi perhatian sebagai wilayah hulu (pintu masuk), sementara wilayah seperti Tanjung Laut Indah menjadi wilayah hilir peredaran. (Agu)