BERAU — Nelangsa perjuangan perempuan di mana pun berada, memang telah menjadi nalar sejarah. Setidaknya pikiran itu terngiang di abad-abad yang lalu.
Kini perempuan sudah berani bersuara. Bahkan mengambil peran besar menentukan sikap bangsa. Demikian lah secara implisit penuturan legislator perempuan di Bumi Batiwakkal, Berau.
Adalah Grace Warastuty Langsa (50), politisi perempuan yang kini bertandang sebagai kader PDI Perjuangan Kabupaten Berau. Kini berhasil menduduki kursi Parlemen Berau September 2024 lalu.
Sebelum merambah ke dunia politik, wanita paruh baya itu mengawali karier sosialnya menjadi pengabdi gereja. Setiap Minggu ia terlibat dalam kegiatan religius bersama jemaat Gereja GPBI Tanjung Redeb.
Grace—begitu dia disapa—juga terlibat aktif dalam kepengurusan Ikatan Kerukunan Toraja (IKAT) Berau, menjabat sebagai ketua perkumpulan keluarga Nangola.
Tak Menyangka Jadi Politisi
Wanita kelahiran Kota Palopo itu, mengaku tak pernah membayangkan dirinya bisa menjadi politisi dan akhirnya didaulat rakyat menjadi anggota DPRD.
Sebenarnya, sahut Grace, dirinya tidak pernah membersitkan niat untuk berpartisipasi dalam kancah perpolitikan di Tanah Berau. Namun, berkat dukungan orang-orang terdekatnya, Grace membulatkan tekad nimbrung ke dunia politik.
“Berkat dukungan besar dari suami, keluarga dan teman-teman, saya bulatkan niat masuk ke politik,” tandas Grace saat ditemui katakaltim, Jumat 14 Februari petang.“
Motivasi Grace untuk menerima mandat dari PDI Perjuangan juga sangat kuat. Ia percaya sebagai makhluk sosial, sikap saling membantu merupakan kewajiban manusia.
“Kita ini makhluk sosial, saling membantu adalah kewajiban,” katanya.
Tokoh Inspirasi Grace
Salah satu inspirasi terbesar bagi perempuan asal Kota Idaman itu adalah sosok RA. Kartini. Kartini adalah emansipator yang sangat menginspirasi para politisi wanita saat ini.
Grace mengaku ingin meneladani sosok Kartini dalam kancah perpolitikan daerah, memberikan contoh kepada generasi muda bahwa perempuan yang berkarir di dunia politik juga bisa memberi manfaat bagi banyak orang.
Lebih khusus Grace ingin menampilkan sebuah perjalanan perempuan yang bisa membebaskan dirinya dalam benalu-benalu sejarah. ‘Bahwa perempuan adalah makhluk yang tidak bisa berperan dalam politik.’
Ternyata itu semua terbantahkan dengan perjalanan Grace. Itu dibuktikan setelah ia mengambil inspirasi dari Kartini. Terlebih lagi, kata Grace, abad 21 ini merupakan era menjunjung tinggi gerakan kesetaraan.
"Kita dapat membuktikan diri, bisa jadi apa yang kita inginkan, termasuk membantu orang dari dunia politik," ucapnya.
Perjalanan Singkat Grace
Grace lahir di Kota Idaman, Palopo pada 04 Maret 1975. Ia menempuh pendidikan di Sekolah Dasar 84 Saloli Palopo dan SMP Negeri 2 Palopo. Menginjak usia remaja, ia memutuskan mengenyam pendidikan di Kota yang sama, tepatnya di SMA Negeri 1 Palopo.
Kemudian ia melancong ke negeri Makassar. Menempuh pendidikan tinggi di Akademi Sekretaris dan Manajemen (ASMI) Ujung Pandang, Sulawesi Selatan.
Grace mengawali karier profesionalnya sebagai seorang karyawan di perusahaan swasta. Seiring waktu, pada tahun 2010 ia memutuskan menjalani hidup romantika dan menikah. Lalu merantau ke Benua Etam, Kalimantan Timur, tepatnya di Kabupaten Berau.
Pada 2022, ia membulatkan tekad untuk terjun ke dunia politik dan memilih partai PDI Perjuangan Kabupaten Berau. Di dalam partai itu ia menuai sejumlah pengalaman politik yang luar biasa. PDI Perjuangan, tentu saja sebagai wadah yang tak pernah ia lupakan.
Hingga pada puncaknya tahun 2024, Grace memutuskan maju sebagai calon Wakil Rakyat dapil I Kabupaten Berau. Dirinya berhasil mengamankan 1 kursi di parlemen Berau untuk fraksi PDI Perjuangan dengan meraih 2.243 suara.
“Yaa begitulah singkatnya,” tukas Grace.
Grace pun tidak luput atas sumpahnya sebagai Wakil Rakyat, menegaskan bakal berupaya memperjuangkan kebutuhan masyarakat Kabupaten Berau, khusus di Dapil I yang ia kawal.
"Kita pasti akan berusaha maksimal untuk mengawal aspirasi warga terkhusus di Dapil I. Ini adalah sebuah kepercayaan dan kehormatan bisa mengurus hajatan orang banyak," pungkasnya.
Grace, dengan karier sosialnya di gereja dan organisasi masyarakat memberi dia pengalaman berharga sebelum akhirnya memutuskan nimbrung dalam dunia politik yang pelik. (Asrin)