BONTANG — Wakil Wali Kota Bontang, Agus Haris, memprediksi angka kemiskinan menurun drastis. Sebanyak 50 persen pada tahun 2026.
Pernyataan itu ditanggapi Ketua Komisi A DPRD Kota Bontang, Heri Keswanto. Dia menilai sangat realistis berdasarkan aksi-aksi pemerintah saat ini.
“Melihat program pemerintah saat ini, saya optimis,” ucap Heri Keswanto kepada awak media di sela-sela kunjungannya di Puskesmas Bontang Selatan I, Senin 7 Juli 2025.
Herkes, sapaannya, memberikan alasan mengapa dia optimis persentase tersebut bisa tercapai. Sebab tampak nyata program Pemkot Bontang saat ini.
Misalnya saja program zero pengangguran. Kemudian pemberian bantuan modal usaha kepada para pencari kerja. Termasuk pemberian insentif kepada janda dan lansia.
“Kan ada program zero pengangguran. Termasuk bantuan insentif ke janda dan para lansia,” tukas politisi Gerindra itu. “Nah juga ada bantuan modal usaha,” sambung dia.
Lebih jauh Herkes malah menyatakan, dengan melihat program konkret pemerintah saat ini, bisa saja prediksi Agus Haris masih berada di angka yang kecil.
“Kalau dilihat, bukan 50 persen lagi, malah bisa 70 persen,” jelasnya tampak sangat meyakinkan.
Pernyataan Agus Haris
Diberitakan sebelumnya, merujuk ke data badan pusat statistik (BPS) Bontang, jumlah penduduk miskin di Kota Taman ini mencapai 7,11 ribu orang.
Itu datanya pada tahun 2024. Katanya turun sebanyak 0,6 ribu orang dari tahun 2023. Persentasenya memang menurun dari tahun 2023. Tapi hanya 0,37 persen.
Wakil Wali Kota Bontang, Agus Haris, mengatakan data akuratnya jumlah penduduk miskin di Bontang masih dalam proses perampungan tahun ini.
“Kami sedang proses mendata ini. Tunggu saja tanggal 31 Agustus, kami akan publis,” ucapnya kepada katakaltim saat ditemui setelah buka sosialisasi bantuan modal usaha di Auditorium 3 Dimensi, Senin 30 Juni 2025.
Skema pendataan ini, kata dia, melalui RT. Lalu ke Kelurahan. Terus ke Kecamatan. Setelah itu diverifikasi faktual lagi oleh Dinas Sosial (Dinsos). Kemudian Dinsos serahkan ke Wali Kota.
Wali Kota selama 15 hari bekerja sama berbagai pihak termasuk mahasiswa untuk kembali turun melakukan verifikasi faktual.
Artinya, pintu terakhirnya nanti adalah Dinsos yang memverifikasi faktual data-data yang ada sesuai Surat Keterangan Tidak Mampu atau SKTM-nya.
“Itu perintahnya Kemensos. Itu perintah regulasi,”terang politisi Gerindra itu.
Target Turun 50 Persen
Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang pun mengeluarkan target pengurangan penduduk miskin di Kota Bontang selama lima tahun ke depan.
“Tahun ini pelan-pelan kita turunkan. Tahun depan (2026) kita berupaya angka kemiskinan turun 50 persen,” ucap Agus Haris di hadapan ratusan penerima bantuan modal usaha di Auditorium 3 Dimensi.
Bahkan, Pemkot Bontang makin mantap meyakini bahwa mereka mampu membereskan kemiskinan hingga zero, alias nol, kosong.
“Tahun 2027-2028 kita harap bisa turun 75 persen. Dan akhir 2029 hingga 2030 angka kemiskinan di Kota Bontang harus nol,” ucap Agus Haris meyakinkan banyak orang.
Kenapa dia begitu yakin, karena orang nomor satu Bontang, Neni Moerniaeni, betul-betul menekankan, dalam roda pemerintahan mereka berdua, harus tuntas ini masalah kemiskinan.
Kepada Agus Haris, Bunda Neni—sapaan akrab Wali Kota Bontang—menyatakan agar seluruh perangkat daerah wajib maksimal melaksanakan tugasnya.
Kalau tidak begitu, maka program terbaik dan terencana matang sekalipun, akan sulit terlaksana.
“Bunda sampaikan, 5 tahun kita menjalankan roda pemerintahan ini, pengangguran, kemiskinan harus kita tuntaskan sebagai wujud kepedulian dan intervensi pemerintah dan untuk pelayanan prima kepada masyarakat,” tegas Agus Haris meneruskan permintaan Neni. (Adv)













