SAMARINDA — Aksi mengejutkan ditampilkan mahasiswa baru Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mulawarman (Unmul) saat mengikuti Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) di gedung GOR 27 September, Selasa 5 Agustus 2025.
Ribuan Maba FKIP melakukan aksi protes dengan membalikkan badan saat Wakil Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Seno Aji, menyampaikan sambutan perihal program pendidikan Gratispol.
Saat itu Seno tampak kebingungan melihat aksi tersebut. Dan bahkan sempat menunda sambutannya. Aksi ini pun viral di media sosial dan menuai komentar pro dan kontra netizen.
Merespons peristiwa itu, Anggota DPRD Kota Samarinda, Sri Puji Astuti, justru menilai itu wajar. Sebab perguruan tinggi adalah ruang independen. Berada di bawah Kementerian Pendidikan. Artinya, kampus punya budaya sendiri.
Pun demikian, Puji mengatakan bahwa jika mahasiswa dalam aksi-aksinya tetap tertib, maka bukan lah persoalan.
“Selama aksinya tertib, yah ini bagian dari proses belajar mereka,” ucapnya kepada awak media, Kamis 14 Agustus 2025. “Dari SD sampai SMA, mereka terbiasa menerima pola pembelajaran terstruktur. Begitu di perguruan tinggi, mereka mulai diuji berpikir bebas tapi tetap etis,” sambungnya.
Lebih jauh Wakil Ketua Komisi IV DPRD Samarinda itu menegaskan bahwa tindakan tersebut tidak boleh juga langsung dinilai sebagai aksi-aksi negatif.
Demokrasi, kata dia, telah menyediakan ruang untuk perbedaan pandangan. Artinya, semakin banyak pandangan, maka semakin kaya mahasiswa dalam prosesnya.
“Sepanjang itu dilakukan dengan etika, maka perbedaan pendapat justru memperkaya proses pembelajaran (mahasiswa),” tukasnya.
Diberitakan sebelumnya, atas aksi tersebut Dekan FKIP Unmul, Susilo, pada Kamis 7 Agustus menyambangi langsung Kantor Gubernur. Tujuannya menyampaikan klarifikasi atas ulah mahasiswanya itu. Sekaligus dia meminta permohonan maaf atas aksi tersebut.
Menurut Susilo, aksi itu hasil dari miskomunikasi. Dan bukan ditujukan kepada pemerintah Provinsi Kaltim. Tetapi kepada BEM Unmul selaku panitia. Namun, karena terjadi perubahan waktu dari agenda yang telah ditetapkan sehingga aksi tersebut terjadi saat Wagub menyampaikan sambutan.
"Sebenarnya sasaran teman-teman dari BEM itu bukan Pak Wagub, karena jadwalnya itu kebetulan berubah sehingga anak-anak baru ini pas berbaliknya itu, ini pas di Pak Wagub," kata Susilo saat ditemui usai bertemu Wagub.
"Karena itu saya sebagai Dekan FKIP minta maaf secara formal kepada Pak Wagub dan jajarannya karena itu semua adalah kesalahan anak-anak kami," sambungnya.
Menanggapi kedatangan Dosen FKIP Unmul, Seno mengatakan kehadiran Susilo untuk menyampaikan permohonan maaf atas kejadian itu.
"Ya, mereka meminta maaf secara resmi dari Universitas Mulawarman atas aksi adik-adik kemarin dan memang beliau menyampaikan bahwa itu bukan ditujukan untuk Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur karena informasinya itu adalah aksi internal," terang Seno.
Seno membenarkan aksi tersebut ditujukan kepada pihak internal kampus, para Maba diinstruksikan untuk menoleh dari pembicara pada pukul 09:00.
"Saya tidak tahu apakah antara BEM atau apa yang dijelaskan tadi, yang jelas itu aksi internal. Nah, jadi pas jam 9 tepat mereka berbalik arah," tutur Seno.
Menanggapi aksi itu, Seno mengaku memaklumi Maba yang hanya mengikuti perintah dari seniornya. “Itu saja sih yang menjadi aksi kemarin, tapi saya memahami mahasiswa baru atas instruksi dari kakak kelasnya, dari seniornya," pungkasnya. (Adv)







