Warga Palestina berkumpul di lokasi serangan udara Israel di sebuah sekolah PBB yang menampung para pengungsi, di tengah konflik Israel-Hamas, di Nusairat di Jalur Gaza tengah (REUTERS/Ramadan Abed)

White House Prihatin, Gencatan Senjata Di Sekolah Jalur Gaza Tewaskan Hampir 100 Orang

Penulis : Redaksi
11 August 2024
Font +
Font -

Katakaltim -- Hampir 100 orang tewas akibat serangan udara Israel terhadap bangunan sekolah di Gaza.


Dalam rekaman video dari lokasi yang beredar, tampak potongan-potongan tubuh berserakan di antara puing-puing. Mayat manusia dibawa pergi sambil ditutupi selimut.

Baca Juga: Presiden Iran, Ebrahim Raisi (ist)Terkait Isu Kemanusiaan di Gaza, Presiden Iran Sebut Masjid Negara Muslim Mesti Tingkatkan Kesadaran

Serangan tersebut mendapat keprihatinan dari Gedung Putih (White House).

Baca Juga: Serangan Israel di Jalur Gaza (foto:VOA)5 Buntut Perang Israel di Gaza dan Krisis Laut Merah bagi Mesir

"Sekali lagi, terlalu banyak warga sipil yang terbunuh," Wakil Presiden dan kandidat presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris dilansir Reuters, Sabtu (11/8/2024). Kamala sambil menegaskan kembali seruan untuk gencatan senjata Gaza.

"Kami sangat prihatin dengan laporan korban sipil di Gaza menyusul serangan oleh Pasukan Pertahanan Israel di kompleks yang mencakup sebuah sekolah," tambah Kamala.

Washington telah menghadapi kritik domestik dan internasional yang meningkat, termasuk dari kelompok hak asasi manusia, atas dukungan militernya terhadap Israel.

Serangan udara hari Sabtu terjadi sehari setelah juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan AS akan memberikan Israel $3,5 miliar untuk dibelanjakan persediaan senjata serta peralatan militer AS.

"Kami tahu Hamas telah menggunakan sekolah sebagai lokasi untuk berkumpul dan beroperasi, tetapi kami juga telah mengatakan berulang kali dan secara konsisten bahwa Israel harus mengambil tindakan untuk meminimalkan kerugian warga sipil," Kamala menambahkan.

Di reruntuhan sekolah di Kota Gaza, tampak kaleng makanan kosong, kasur yang terbakar, dan boneka anak-anak. Pernyataan Gedung Putih dikeluarkan seiring adanya kecaman dari Negara Mesir, Qatar, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Turki.

Puluhan ribu warga Palestina yang mengungsi telah mencari perlindungan di sekolah-sekolah Gaza, yang sebagian besar telah ditutup sejak perang dimulai 10 bulan lalu.

Serangan tersebut menandai serangan mematikan terbaru dalam serangan Israel terhadap Gaza. Berdasarkan data Kementerian kesehatan, serangan Israel menewaskan nyaris 40.000 warga Palestina sekaligus menggusur 2,3 juta orang warga Palestina dari negaranya sendiri.

Serangan Israel Tewaskan Nyaris 100 orang di Sekolah Gaza

Sekolah yang diserang Israel menampung keluarga Palestina yang tengah mengungsi.

Merujuk data dari Layanan Darurat Sipil Gaza, serangan tersebut menewaskan sekitar 100 orang, kata Layanan Darurat Sipil Gaza pada Sabtu. Israel menepis data tersebut, namun diketahui 19 orang korban meninggal merupakan militan Palestina.

Kantor media pemerintah yang dikelola Hamas melaporkan kompleks tersebut telah diserang saat para pengungsi sedang melaksanakan ibadah salat subuh.

"Sejauh ini, ada lebih dari 93 martir, termasuk 11 anak-anak dan enam wanita. Ada jenazah yang tidak teridentifikasi," kata juru bicara pertahanan sipil Palestina Mahmoud Bassal dalam konferensi pers yang disiarkan televisi.

Sekitar 350 keluarga telah berlindung di kompleks tersebut,sebagian dari ratusan ribu warga Palestina yang mengungsi akibat serangan Israel di Gaza. Lantai atas yang dihuni keluarga dan lantai bawah, yang digunakan sebagai masjid, diserang. Namun, pihak Militer Israel menyatakan jumlah korban tewas dibesar-besarkan.

"Serangan itu dilakukan dengan menggunakan tiga amunisi presisi, yang tidak dapat menyebabkan jumlah kerusakan yang dilaporkan," kata militer dalam sebuah pernyataan.

Sumber: detik

Font +
Font -