SAMARINDA — Sepanjang tahun 2024 kebakaran di Kota Samarinda berdampak pada 1.122 jiwa dan merenggut 6 nyawa.
Kepala Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkartan) Kota Samarinda, Teguh Setiawardana, mengatakan ribuan jiwa itu dinyatakan kehilangan tempat tinggal.
Kabid Damkartan Samarinda, Teguh Setiawardana (dok: agu/katakaltim)
Ia mencatat kerugian yang dialami dari seluruh kebakaran tersebut mencapai Rp60.912.170.000.
“Luas areal yang terbakar itu mencapai 24.770 meter persegi. Kalau KK-nya ada 353,” ucap Teguh saat ditemui katakaltim di ruangannya, Kamis 20 Februari 2025.
Ia menambahkan frekuensi kebakaran terjadi sebanyak 266 kali. Sementara jumlah yang terbakar mencapai 250.
“Dari semua peristiwa itu ada 8 orang yang mengalami luka-luka. Kemudian yang meninggal ada 6 orang,” terangnya.
Penyebab Kebakaran
Lebih lanjut Teguh merincikan persentase penyebab kebakaran tersebut. Ternyata penyebab dominan adalah arus pendek listrik.
145 kebakaran akibat arus pendek listrik. 117 dinilai karena human error atau adanya kelalaian. Kemudian 2 kebakaran disebabkan oleh petir atau faktor alam.
“Kalau dipersentasekan itu arus pendek mencapai 54 persen. Kemudian akibat lalai 44 persen. Yang faktor alam 2 persen. Jadi dominan arus pendek memang,” urainya.
Katanya, dari jumlah kebakaran tersebut, puluhan rumah ludes. 57 lahan. Korsleting sebanyak 81. Kemudian kebocoran gas ada 10.
“Lalu di area pendidikan ada 3. Area perdagangan 17 titik. Gudang dan industri 4 titik. Kendaraan ada 8 dan lain-lainnya sebanyak 33,” urainya.
Teguh berharap ke depannya peristiwa kebakaran bisa menurun dan bisa diatasi bersama-sama.
“Semoga ke depannya kita bisa sama-sama antisipasi ini. Kita harus bisa kolaborasi semua pihak,” pungkasnya. (Agu)