Dampak kebakaran di Tanjung Redeb, Kabupaten Berau. Dipotret pada Jumat 31 Januari 2025 (dok: asrin/katakaltim)

Kobaran Api Tanjung Redeb Merenggut Asa Puluhan Warga

Penulis : Asrin
 | Editor : Agung
31 January 2025
Font +
Font -

BERAUTragedi kebakaran di Jalan Milono, Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, telah menggusur harta benda. Meluluhlantakkan rumah-rumah yang dihuni puluhan keluarga.

Kebakaran di kawasan Jalan Milono (dok: ist/katakaltim)

Kebakaran di kawasan Jalan Milono (dok: ist/katakaltim)

Api yang berkobar hebat kala azan subuh dikumandangkan pada Minggu 26 Januari itu, tak hanya menghanguskan bangunan, tetapi juga menyisakan luka mendalam bagi para korban.

Salah satu korban adalah ibu Munay, seorang pengusaha toko sembako. Dalam sekejap, semua harta benda dan barang dagangannya lenyap. Meninggalkan rasa trauma dan kehilangan yang tak dapat terlukiskan.

Baca Juga: Ribuan butir obat-obatan diamankan polisi (foto: humas polres Berau)Ringkus Pengedar Narkoba, Polres Berau Amankan Ribuan Butir Obat-obatan

Ibu Munay menceritakan, bagaimana ia dan keluarganya terbangun dalam kepanikan, tatkala api mulai melahap tokonya yang berisi ratusan barang.

Baca Juga: Puing-puing dampak kebakaran di Jalan Milono, Tanjung Redeb, Kabupaten Berau pada Minggu subuh 26 Januari 2025 (dok: asrin/katakaltim)Ratusan Titik Kebakaran di Kabupaten Berau Berdampak pada 1.423 Jiwa

“Saya dan suami serta anak-anak saya, pas kejadian hanya tersisa baju di badan. Harta benda saya tidak sempat diselamatkan karena api sudah keburu besar. Masalahnya situasi kami masih tidur pada jam 4,” cerita ibu Munay tampak kelelahan saat ditemui katakaltim, Jumat 31 Januari 2025.

Tenda pengungsian (dok: asrin/katakaltim)

Tenda pengungsian (dok: asrin/katakaltim)

Ibu Munay mengaku sempat tak percaya akan tragedi yang menimpa keluarga kecilnya itu. Semuanya syok seketika.

Sebab, toko di mana tempat ia berjuang, punya sejarah penting bagi perjalanan hidupnya bersama sang suami.

Toko yang menjadi sumber penghidupan dan harapan selama bertahun-tahun itu, kini hanya menampilkan kenangan pahit yang sulit terbendung.

Kerugian yang dialaminya pun mencapai hampir 600 juta rupiah. Nahasnya, kerugian ini belum termasuk rumah yang juga hangus terbakar.

“Kerugian kami hampir 600 juta mas. Bayangkan toko itu dipenuhi dengan barang. Belum lagi rumah kami. Kalau sama rumah, yang pasti mencapai 900 jutaan,” tuturnya dengan mata berkaca-kaca.

Peralatan Sekolah Sirna

Kebakaran hebat itu tak hanya merenggut asa banyak orang, tetapi juga hampir menggusur impian-impian pendidikan.

Peralatan sekolah anak-anak dari puluhan korban ludes dilalap api. Sampai-sampai masa depan laksana asap tebal yang menutupi awan.

Begitu juga ibu Munay, memiliki dua anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar.

Setelah kejadian tragis ini, ibu Munay dan suaminya merasa bingung dan putus asa.

Semua pakaian dan buku sekolah anak-anaknya hangus terbakar, meninggalkan mereka tanpa alat untuk belajar.

“Anak saya dua masih SD, pakaian dan buku-buku sekolah mereka juga ludes tidak tersisa,” ungkap ibu Munay dengan nada penuh harap.

Perempuan paruh baya itu tahu betul pendidikan adalah kunci masa depan bagi anak-anaknya. Namun situasi ini membuatnya merasa terjebak dalam ketidakpastian.

Di tengah hamparan kesedihan dan kehilangan, ia berharap akan ada bantuan dari pemerintah dan para dermawan.

Kebakaran Meningkat

Sidang pembaca budiman perlu mengetahui, kebakaran di wilayah ini sudah mencapai ratusan selama 5 tahun terakhir.

Bencana tersebut setidaknya berdampak pada 1.423 jiwa. Demikian keterangan data Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Berau.

Bahkan, peristiwa kebakaran paling tinggi terjadi pada tahun 2024. Kasusnya mencapai 44. Menimbulkan 1 korban jiwa. Berdampak pada 265 KK, serta 589 jiwa.

Pada 2023 jumlah kebakaran pemukiman terjadi sebanyak 37 kali. Merenggut 1 nyawa. Berdampak pada 89 KK dan 235 jiwa.

“Kalau di 2022 kebakaran sebanyak 33 kali. Itu berdampak ke 39 KK dan 179 jiwa,” ucap Kepala BPBD Berau, Masyhadi, saat dikonfirmasi pada Jumat 31 Januari 2025.

Sementara, pada tahun 2021 setidaknya ada 40 titik kebakaran. Berdampak pada 65 KK dan 120 jiwa. 2020 juga sama, ada 40 titik. Berdampak pada 90 KK dan 300 jiwa.

Menurut BPBD, meningkatnya kebakaran pada 2024, lantaran personil yang memang kurang. Akhirnya, tidak maksimal.

“Kami sudah berupaya menanggulangi kebakaran akhir-akhir ini. Namun minimnya SDM membuat kami kewalahan ketika memadamkan Api yang cukup besar,” tukasnya. (*)

Font +
Font -
# ePaper
Lebih Banyak >