Payload Logo
b-220720251125190725623.jpg
Dilihat 378 kali

Bupati Kutai Barat terima penganugrahan dua rekor MURI Dunia di Taman Budaya Sendawar (TBS), Barong Tongkok, Rabu 05 November 2025. (Dok: Jantro/katakaltim)

Kutai Barat Pecahkan Dua Rekor MURI, Mengenakan Kesapuuq dan Tudukng

Penulis: Jantro | Editor: Agu
6 November 2025

KUBAR — Kutai Barat mencatat sejarah atas raihan dua penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) terkait penggunaan Kesapuuq (Ikat Kepala Pria khas Dayak Tunjung dan Benuaq) dan Tudukng (Ikat Kepala Wanita khas Dayak Tunjung dan Benuaq).

Sejarah membanggakan itu diraih pada acara puncak Festival Dahau 2025 yang digelar di Taman Budaya Sendawar (TBS), Barong Tongkok, Kabupaten Kutai Barat (Kubar), Rabu 05 November 2025.

Belasan ribu masyarakat menghadiri Festival Dahau tahun 2025 dalam rangka memperingati Hari Jadi Kutai Barat ke-26. Kegiatan ini juga dirangkai dengan persembahan 700 penari kolosal.

Direktur Marketing MURI, Awan Rahargo mengatakan, peringatan HUT Ke-26 Kutai Barat bersamaan dengan Festival Dahau tahun 2025, sarat akan seni dan budaya.

Katanya, HUT Kutai Barat tahun 2025 sangatlah istimewa. Karena, pada moment ini, kabupaten berjuluk Tanaa Purai Ngeriman meraih dua rekor MURI sekaligus.

"Pada hari ini, Kutai Barat memecahkan rekor nasional ataupun dunia. Dimana ada belasan ribu peserta mengenakan Kesapuuq dan Tudukng," paparnya.

Dijelaskannya, peristiwa ini menunjukkan semangat kebersamaan dan kecintaan terhadap warisan leluhur.

Tak hanya itu, momen ini sekaligus memperkuat jati diri Kutai Barat sebagai daerah yang menjunjung nilai-nilai tradisi budaya .

"Kegiatan ini selaras dengan semangat MURI yaitu menggelorakan semangat kebanggaan nasional. Pada hari yang berbahagia ini, Kutai Barat dikukuhkan sebagai pemegang rekor MURI Dunia," ujarnya.

Bupati Kubar, Frederick Edwin dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas peringatan HUT Ke-26 Kutai Barat. Momen ini merupakan sejarah bagi seluruh masyarakat Kutai Barat.

Disebutkan Frederick Edwin, Kutai Barat terbentuk pada 05 November 1999 berdasarkan Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999.

Pembentukan kabupaten ini merupakan hasil perjuangan para penggagas dan pendiri dari tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh agama.

Tambahnya, Hari Jadi Ke-26 Kutai Barat mengusung tema 'Harmoni Kebersamaan Dalam Budaya Sempekat Bersama, Kita Pasti Bisa' sangat relepan dengan semangat dan karakter masyarakat Kutai Barat.

"Sempekat bukan hanya sekedar kata, tetapi falsafah hidup masyarakat Kutai Barat, yang berarti bersatu hati dalam kebersamaan," terangnya. (Jantro)