KUBAR — Selain Kabupaten Berau, Kubar juga ternyata berhadapan dengan tantangan serius dalam pengelolaan sampah.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kubar, dengan keterbatasan anggaran dan sumber daya, mengaku hanya mampu menjangkau 4 dari 16 kecamatan.
Antara lain, Kecamatan Melak, Barong Tongkok, Linggang Bigung, dan Sekolaq Darat.
Baca Juga: Warga Kubar Keluhkan Proyek Penyediaan Air Bersih yang Mangkrak selama 5 Tahun
Kata pihak DLH, kendalanya sangat jelas, yaitu porsi anggaran dan tenaga kerja yang sangat kurang.
"Anggaran salah satu faktor. Tenaga kerja kami juga masih kurang,” terang Kabid DLH Kubar Josua Silaban saat ditemui katakaltim di ruangannya, Senin 20 Januari 2025 lalu.
Tentu saja, hal ini menimbulkan kekhawatiran akan semakin menumpuknya sampah di wilayah yang belum terlayani.
Kondisi Jalan dan Kurangnya Armada
Josua menambahkan, DLH Kubar pun hanya memiliki 19 unit truk sampah dan hanya mampu mengangkut sampah sekali sehari pada jam-jam tertentu.
“Mobil truk sampah 19 unit dan dalam pengangkutan sampah perharinya hanya dilakukan 1 kali di waktu jam 1 hingga 6 pagi," terangnya.
Lebih jauh, kendala lainnya adalah kondisi jalan di Kubar yang sempit dan rusak, sehingga pengangkutan sampah menjadi lebih sulit dan berisiko menimbulkan kemacetan.
Pun demikian, DLH Kubar mengaku berupaya meningkatkan frekuensi pengangkutan sampah di 4 kecamatan yang terlayani.
"Kami harus mempertimbangkan waktu yang tepat untuk pengangkutan sampah. Soalnya jalan yang ada di Kubar kan Kecil. Dan juga banyak rusak itu salah satu faktor juga. Kalau kami paksakan, jangan sampai terjadi kemacetan," urainya.
Solusi DLH
DLH Kubar mengaku juga berupaya membangun kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah.
Seperti yang telah dilakukan di Kecamatan Tering yang sudah mampu mengelola sampahnya sendiri.
Salah satu solusi yang juga ditawarkan DLH adalah menyediakan lahan parkir permanen untuk bak kontener ambrol.
Hal ini penting untuk menjaga agar bak kontener tetap dalam kondisi baik dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.
"Kami pernah menaruh bak kontener tetapi pihak kampung tidak menyediakan layanan parkir yang permanen. Dan pas pengangkutan sampah, bak tersebut rusak," ungkapnya.
Komentar Warga
Diberitakan sebelumnya, sejumlah warga melontarkan keluhannya terkait tumpukan sampah di beberapa titik di Kubar.
Mereka menilai pemerintah abai terhadap problem lingkungan ini. Padahal pengelolaan sampah sangat penting untuk menjadikan masyarakat tetap hidup dalam atmosfer yang sehat.
Salah satu titik cukup parah, yang juga dikeluhkan warga, adalah area Kampung Linggang Bigung, Kecamatan Linggang Bigung, yang dipantau redaksi pada Senin 23 Desember 2024.
Bahkan, salah satu warga pun sempat mengeluarkan satire (sindiran). Mengira bahwa wilayah itu sudah menjadi tempat sampah, dan tidak lagi untuk lalu lintas kendaraan.
"Entah ini sampai kapan barang ini di jalan-jalan. Ini patut dipertanyakan. Apakah ini jalan atau kah tempat sampah?" cecar salah seorang warga kepada katakaltim, Senin 23 Desember 2024 di lokasi sampah.
“Setiap pulang pasti ada-ada saja sampah yang di tengah jalan. Saya juga mau parkir di mana, susah juga mau ke rumah karena sampah penuh di jalan," demikian kata dia tampak mengeluhkan.
Namun alhamdulillah, karena beberapa keluhan warga, pihak DLH Kubar juga sudah turun tangan dan membersihkan area tersebut.
Salah dua wilayah yang juga dianggap warga tidak sesuai prosedur adalah penempatan tempat sampah kayu di Kecamatan Barong Tongkok.
Tepatnya di Jalan Mentewenkg Gang Nangka. Bahkan tidak ada pemilahan sama sekali. Mana sampah organik dan non-organik.
“Tidak sesuai SOP. Tidak ada pemilahannya. Bikin kotor aja. Kadangkala bau lagi. APBD besar, kok makin susah,” keluh salah satu warga Barong Tongkok, Isur, kepada katakaltim, Senin 23 Desember 2024.
Dia berharap agar pemerintah cepat respons atas berbagai keluhan warga. Mengingat di beberapa titik juga terjadi peristiwa semacam ini. (*)