KALTIM — Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) menggenjot pemerataan akses internet di desa-desa Blankspot (tidak memiliki akses internet yang baik), terutama di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim, Muhammad Faisal, menyebutkan hingga kini sudah ada 414 desa yang terpasang akses internet dari total 841 desa yang menjadi target. Artinya, sekitar 400 desa lagi akan dituntaskan hingga 2026.
"Target kita paling lambat 2026 clear. Kalau bisa 2025 ini sudah selesai semua. Total anggaran murni sekitar Rp12,5 miliar untuk 716 desa," bebernya saat menggelar Jumpa Pers di Kantor Diskominfo Kaltim, Jumat 29 Agustus 2025.
Faisal, mengungkapkan sejumlah opsi tengah dijalankan. Mulai dari pemasangan panel tenaga surya, kerja sama dengan provider, hingga pemanfaatan layanan satelit Starlink melalui reseller resmi di Indonesia.
"Pertama kita koordinasi dulu dengan SDM, siapa tahu memang ada program yang bisa masuk. Kalau enggak ada, paling gampang pakai tenaga surya. Rencananya begitu, makanya beberapa desa yang agak jauh sengaja kita pasang di anggaran perubahan atau di anggaran murni," jelas Faisal.
Menurutnya, Starlink akan menjadi solusi bagi desa-desa yang sulit dijangkau jaringan kabel dan listrik.
"Daerah yang jauh otomatis pakai Starlink, dan ini sedang kami jajaki. Kebetulan Telkom juga salah satu reseller resmi. Jadi rencana kita kerja sama melalui reseller di Indonesia, karena kalau langsung ke Starlink tidak bisa," terangnya.
Pemasangan perangkat dilakukan di kantor desa sebagai pusat layanan. Namun, pihak desa diberikan keleluasaan jika ingin memindahkan titik akses.
"Kami selalu ingatkan agar setelah jam kerja, Wi-Fi bisa dibuka untuk masyarakat. Jadi pelayanan publik berjalan, masyarakat juga merasakan manfaatnya," ujarnya.
Kecepatan internet yang dipasang juga bervariasi, mulai dari 50 Mbps hingga 200 Mbps tergantung provider.
"Insyaallah kencang. Yang penting akses internet dulu ada, kualitas bisa ditingkatkan kemudian," tambah Faisal.
Literasi Digital Upaya Program Tepat Sasaran
Selain memastikan infrastruktur internet, Diskominfo Kaltim juga menyiapkan langkah lanjutan berupa peningkatan literasi digital dan pembangunan Creative Hub di desa.
"Saya selalu bilang percepatan transformasi digital harus diimbangi dengan literasi digital. Jangan sampai internet hanya dipakai untuk game atau judi online. Itu yang kita cegah," tegasnya.
Rencananya, Creative Hub akan dibangun di beberapa desa sebagai pusat pelatihan digital marketing, pengembangan produk lokal, hingga desa wisata.
"Target saya mulai di Maratua, sudah ada empat desa yang sepakat. Kita pasang internet, bantu perangkat multimedia, ada meja, kursi, bahkan CCTV. Jadi masyarakat bisa belajar sekaligus berkreasi," tutur Faisal.
Faisal menekankan literasi digital akan perlahan dilakukan sembari proses pemasangan internet, agar program ini tidak disalahgunakan dan membuat kerusakan moral di masyarakat akibat tidak adanya literasi terkait pemanfaatan teknologi.
"Internet itu pintu masuk. Setelah infrastruktur selesai, kita masuk literasi, lalu masuk kreasi. Mudah-mudahan bisa berjalan sesuai target," pungkasnya. (*)












