KUTIM — Pemuda Kutai Timur (Kutim) mendesak pihak DPRD agar memperjelas pengawasan terhadap sejumlah pengadaan di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutim.
Pasalnya, belum lama ini warga Kutim dihebohkan oleh beragam pengadaan dengan nilai fantastis. Dan bahkan dianggap tidak begitu mendesak.
Berbagai pengadaan barang tersebut misalnya taplak meja, jam dinding, tisu, dan pewangi ruangan dengan nilai ratusan juta rupiah.
Bahkan warga juga menyoroti pengadaan springbed dengan nilai Rp866 juta sebanyak 8 unit di lingkungan pemerintahan. Semua itu dianggap tidak masuk akal.
Wakil Ketua I Karang Taruna Kutim, Arif Bolly mengatakan dewan harusnya menggunakan kewenangan mereka untuk mengawasi penyaluran anggaran.
Supaya pemerintah bisa terbuka dan menjelaskan setiap pengadaan tersebut kepada masyarakat. Jangan sampai pengadaan barang mewah dengan nilai fantastis justru malah melahirkan polemik.
“DPRD itu kan memiliki hak. Salah satunya interpelasi. Coba gunakan itu, sehingga pemerintah bisa terbuka," ucap Arif kepada Katakaltim, Minggu 14 Desember 2025.
Dia mengaku amat menyayangkan banyaknya pengadaan dengan nilai fantastis untuk hal-hal yang tidak begitu primer.
Padahal pemerintah mengatakan sedang dalam situasi efisiensi, tapi justru terkesan ada pemborosan.
“Lah ini kan dibilangnya efisiensi. Tapi kok justru banyak pengadaan yang membuat warga ribut-ribut,” tuturnya.
“Sebenarnya banyak kebutuhan primer warga yang jauh lebih penting seperti infrastruktur, kesehatan, dan pendidikan yang mestinya jadi prioritas anggaran," sambung dia.
Arif pun menyerukan agar setiap anggaran yang digelontor tetap bermanfaat untuk masyarakat.
“Mari kita pastikan setiap rupiah APBD benar-benar terpakai untuk kepentingan bersama, bukan untuk barang-barang yang tidak mendesak,” tegasnya.
“Karang Taruna akan terus berdiri bersama masyarakat memantau pengelolaan anggaran Kutim,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Arif mempertanyakan kebijakan pemerintah terkait persoalan ini. Dirinya meminta agar pemerintah melakukan klarifikasi.
Menanggapi itu, Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman mengaku belum tau soal teknisnya.
“Bupati gak begitu paham," singkat Bupati saat ditemui katakaltim di Sangatta, Kamis 11 Desember 2025.
Ia juga meminta agar publik tak gampang mengunyah informasi yang tidak lengkap. Diharapkan agar publik mencari tahu lebih lanjut ihwal informasi tersebut.
"Cek dulu. Misal tisu kemarin orang pikir tisu itu cuma satu biji. Padahal satu bal itu isinya berapa itu. Nah mungkin juga seperti itu nanti," tukasnya.
Ia kembali menegaskan bahwa dirinya tidak begitu memahami persoalan teknis pengadaan ini. Ardiansyah hanya mengarahkan untuk melakukan konfirmasi ke pihak lain.
“Cek aja ke mereka nanti. Atau ke Kabag-nya nanti yah,” tukasnya. (Caca)






