BONTANG — Semarak warna-warni umbul-umbul dan aroma khas pesisir Bontang menyambut meriahnya gelaran budaya tahunan yang paling dinanti warga, Pesta Laut Bontang Kuala.
Pesta Laut Bontang Kuala ini kali ke-29. Resmi dibuka pada Rabu 17 Desember 2025 di Pelataran Bontang Kuala.
Tentu saja tanda dimulainya perayaan syukur dan tradisi masyarakat pesisir Kota Bontang. Kabarnya akan berlangsung hingga 21 Desember.
Suasana begitu khidmat selimuti panggung utama. Tatkala Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura XXI, Aji Muhammad Arifin, memimpin prosesi ritual Balai Pompong.
Bukan seremoni saja. Ritual ini sebagai simbol doa dan harapan warga.
Sebagai penolak bala serta sebentuk permohonan berkah bagi para nelayan dan warga Bontang pada umumnya.
Kehadiran Sultan Kutai Kartanegara itu juga dipertegas dengan penyematan podong (ikat kepala khas) kepada para pejabat daerah sebagai simbol penghormatan dan persatuan.
Pesta di Atas Gelombang
Ketua Panitia, Agung Anugrah, menyampaikan Pesta Laut Bontang Kuala tahun ini dirancang untuk memadukan sisi sakral tradisi dengan kegembiraan rakyat.
"Kami ingin memastikan budaya lokal tetap lestari sekaligus memperkuat posisi Bontang Kuala sebagai destinasi wisata budaya unggulan," tuturnya.
Bahkan, kata dia, selama 5 hari ke depan, perairan Bontang Kuala bakal menjadi arena kompetisi yang unik.
Berbeda dengan lomba umumnya, masyarakat akan disuguhi atraksi Tombak Duyung: Ketangkasan tradisional dalam memburu sasaran di air.
Kemudian Tarik Tambang Perahu, yakni uji kekuatan fisik dan keseimbangan di atas ombak.
Ada juga Balap Kapal dan Dayung. Tentunya beradu kecepatan yang melibatkan kemahiran navigasi nelayan lokal.
Harapan Ekonomi dan Pelestarian Budaya
Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, dalam sambutannya tampak tidak menahan rasa bangganya akan meriahnya agenda budaya ini.
Dia mengapresiasi konsistensi penyelenggaraan acara ini. Baginya, Pesta Laut adalah pagelaran yang "multi-efek" bagi Kota Taman.
Selain menjaga warisan leluhur agar tidak punah ditelan gelombang zaman dan modernisasi, acara ini terbukti menggerakkan roda ekonomi pelaku UMKM lokal yang menderetkan produknya di sepanjang pesisir.
“Kita semua berkomitmen melestarikan budaya pesisir yang ada di Kota Bontang. Ini adalah identitas kita yang membawa berkah bagi semua,” imbuh Neni.
Pesta Laut Bontang Kuala ini adalah kebanggaan anak bangsa. Selain ajang pengembangan budaya, juga wadah harmoni menumbuhkan cinta. (Agu)






