BALIKPAPAN — Tahun depan jadi sesi terakhir pembangunan penerangan jalan umum (PJU) dalam kerangka program Balikpapan Terang.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Balikpapan, Muhammad Fadli Pathurrahman, menyampaikan anggaran Dishub akan mulai dialihkan. Karena sebagian besar kebutuhan PJU telah dipenuhi.
“Kemungkinan besar di APBD perubahan tahun depan kita sudah tidak fokus lagi ke PJU,” kata Fadli ditemui usai rapat paripurna DPRD Kota Balikpapan beberapa waktu lalu.
Realisasi Program Balikpapan Terang
Program Balikpapan Terang yang digagas Pemkot Balikpapan sebenarnya bertujuan meningkatkan kenyamanan masyarakat saat beraktivitas malam hari.
Pada tahun 2024, Dishub berhasil merealisasikan 3.786 lampu LED PJU, serta membangun 347 tiang PJU lengkap dengan jaringan pemasangan.
Untuk tahun anggaran 2025, target pemerintah sangat ambisius: 2.000 titik PJU akan dipasang.
Pemasangan dimulai sejak Mei 2025. Hingga pertengahan tahun jumlah yang terpasang mencapai 250–300 titik.
Sumber dananya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan Bantuan Keuangan (Bankeu) dari Provinsi Kalimantan Timur.
Untuk 2026, Dishub menarget 5.000 titik PJU di seluruh ruas jalan kota. Termasuk jalan perbatasan dan jalan baru seperti Jalan Mukmin Faisyal.
Anggaran 2025
Anggaran program untuk 2025 diperkirakan mencapai Rp100 miliar. Jenis lampu yang dipasang bervariasi.
Mulai dari lampu konvensional, PJU tenaga surya (PJUTS), hingga lampu artistik di median jalan.
Proses penyalaan lampu secara bertahap karena teknologi dan koordinasi berbeda-beda, khususnya untuk lampu tenaga surya.
Alasan Sesi Terakhir
Program PJU berjalan sejak beberapa tahun terakhir, dengan target memperluas penerangan ke berbagai sudut kota,
Termasuk ruas jalan utama seperti Jalan Soekarno-Hatta, Jenderal Sudirman, Ahmad Yani, Letjen Suprapto, dan MT Haryono.
Namun, kata dia, tahun depan anggaran untuk PJU akan berkurang. Sebab sebagian besar titik prioritas sudah dipasangi lampu.
Langkah itu sejalan dengan target Dishub, setelah pembangunan PJU mencapai puncaknya, alokasi anggaran akan dialihkan ke program lain yang mendukung visi smart city Balikpapan.
Dalam pernyataan sebelumnya, Fadli menyebut dana PJU yang tersisa bisa dipakai memperkuat infrastruktur transportasi cerdas, perawatan, dan integrasi teknologi.
Tantangan dan Harapan Warga
Meski realisasi cukup signifikan, tantangan tetap ada. Beberapa lampu PJU yang sudah dipasang kadang belum menyala karena proses penyalaan berbeda-beda, terutama untuk lampu surya dan artistik.
Selain itu, ada sejumlah kelurahan dan RT yang melaporkan kurangnya penerangan di jalan-jalan lingkungan, terutama di jalan sempit dengan lebar aspal kurang dari 4 meter.
Warga pun memiliki harapan besar, terutama dari sisi keamanan malam hari. Lampu jalan yang memadai tidak hanya mengurangi risiko kecelakaan, tapi juga potensi tindak kriminal karena area gelap sering menjadi titik rawan.
Dengan pernyataan Fadli bahwa 2026 bisa menjadi tahun penutupan pembangunan PJU, ini menandai fase penting dalam program Balikpapan Terang.
Jika tercapai target 5.000 titik PJU, kota Balikpapan akan lebih terang dan aman di malam hari, sebuah modal penting bagi perkembangan kualitas hidup warganya.
Meski begitu, perhatian ke pemeliharaan lampu dan integrasi dengan sistem kota pintar akan menjadi kunci agar investasi besar ini tidak sia-sia. (Han)







