BONTANG — Dewan Pers menegaskan pihaknya sejak dulu sampai sekarang berani melindungi para jurnalis.
Pernyataan itu disampaikan Ketua Bidang Pendataan Dewan Pers Yogi Hadi Ismanto, saat ditemui usai melakukan sosialisasi di Kota Bontang, Kamis 31 Juli 2025.
“Kita udah siapkan proteksi lah untuk teman-teman wartawan,” ucapnya.
Yogi menambahkan saat ini Dewan Pers telah melakukan komunikasi dengan berbagai pihak sebagai langkah perlindungan (proteksi) terhadap para jurnalis.
Misalnya, kata Yogi, pihaknya sudah tembus komunikasi dengan Kejaksaan, Mahkamah Agung, termasuk Pengadilan.
Mereka melakukan MoU (Memorandum of Understanding) atau Nota Kesepahaman dengan pihak-pihak tersebut agar jurnalis punya perlindungan.
“Kita sudah ada MoU. Kita udah siapin 3 proteksi nih untuk teman-teman. Jadi dimanfaatkan lah,” ucapnya.
Mengutip Tempo.co, lembaga pemantau kebebasan pers global, Reporter Tanpa Batas (RSF), menyatakan skor indeks kebebasan pers Indonesia pada 2024 sebesar 51,15.
Posisi tersebut turun dari l tahun sebelumnya sebesar 54,83. Kondisi ini ditandai dengan masih tingginya angka kekerasan terhadap jurnalis.
Sementara itu Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mencatat, angka kekerasan terhadap jurnalis pada 2024 mencapai 73 kasus.
Ketimbang tahun sebelumnya, jumlah tersebut memang lebih rendah. Tapi jika dibandingkan kondisi satu dekade lalu, justru terjadi peningkatan hingga dua kali lipat.
Dengan kata lain, dalam 10 tahun terakhir, kekerasan terhadap jurnalis makin marak dan memprihatinkan.
Catatan AJI menyebutkan, aparat negara, terutama anggota kepolisian dan militer menjadi yang paling banyak melakukan kekerasan terhadap jurnalis.
Pada 2024 saja, dari 68 insiden yang tercatat, polisi melakukan kekerasan di 19 kasus. Adapun anggota militer menjadi pelaku kekerasan pada 11 kasus lainnya.
Artinya, peningkatan kekerasan terhadap jurnalis di Indonesia sejalan dengan penurunan kondisi demokrasi.
Dalam indeks demokrasi versi The Economist Intelligence Unit (EIU), skor Indonesia pada 2024 sebesar 6,44, lebih rendah dari skor satu dekade lalu sebesar 6,95.
Sepanjang 2014-2024, posisi indeks demokrasi Indonesia berfluktuasi, tapi sejak 2022 nilainya terus turun. (*)












