Payload Logo
Koperasi Kutim

Kepala Diskop UKM Kutim, Teguh Budi Santoso (dok:caca/katakaltim)

Ratusan Koperasi di Kutai Timur Masuk Kategori Tidak Sehat

Penulis: Salsabila Resa | Editor: Agu
28 November 2025

KUTIM — Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Diskop UKM) Kutai Timur terus memperketat pengawasan terhadap keberlangsungan koperasi di daerah.

Dari total sekitar 1.450 koperasi yang tercatat, baru sekitar 500 yang dinyatakan berstatus sehat, sementara sisanya masuk kategori kurang sehat hingga tidak sehat.

Kepala Diskop UKM Kutim, Teguh Budi Santoso, menyebut penilaian kesehatan koperasi selama ini dilakukan berdasarkan aktivitas rutin organisasi, terutama kewajiban menggelar Rapat Anggota Tahunan (RAT).

“Koperasi yang sehat adalah yang konsisten melaksanakan RAT dan melaporkan kegiatannya setiap tahun. Dari situ bisa terlihat bagaimana koperasi itu berjalan,” jelas Teguh di Sangatta, Kamis 27 November 2025.

Sementara itu, koperasi yang tidak sehat umumnya menunjukkan tanda-tanda ketidakteraturan.

Misalnya, tidak pernah mengadakan RAT dalam tiga tahun berturut-turut atau tidak lagi menjalankan kegiatan operasional.

Bahkan, beberapa di antaranya ditemukan tidak memiliki kepengurusan aktif.

“Banyak kasusnya pengurus sudah pindah atau bahkan meninggal. Dokumen dasar koperasi seperti AD/ART juga tidak diperbarui, sehingga tidak ada lagi aktivitas yang bisa diverifikasi,” terang Teguh.

Temuan tersebut dikumpulkan dari hasil identifikasi lapangan yang dilakukan Diskop UKM setiap tahun. Hasilnya kemudian dilaporkan ke Kementerian Koperasi.

Dari identifikasi tersebut, sejumlah koperasi yang benar-benar tidak aktif bahkan telah diusulkan supaya dibubarkan.

Aplikasi SIGAP semakin Memudahkan

Menurut Teguh, keberadaan aplikasi SIGAP (Sistem Informasi Gerak Cepat dan Tepat) Koperasi yang baru diluncurkan akan semakin memudahkan proses pemetaan koperasi berdasarkan tingkat kesehatan.

Sistem itu menampilkan seluruh data kelembagaan sehingga koperasi bermasalah lebih cepat terdeteksi.

“Dengan SIGAP, kami bisa langsung fokus pada koperasi yang tidak sehat. Pembinaan jadi lebih efisien,” katanya.

Diskop UKM mengaku masih punya pekerjaan rumah besar untuk menangani ratusan koperasi yang belum memenuhi standar sehat.

Teguh memastikan upaya pembinaan akan terus dijalankan, agar koperasi di Kutim kembali aktif dan memberi manfaat ekonomi bagi anggotanya.

“Kami dorong mereka untuk kembali tertib administrasi, memperbarui dokumen, dan menjalankan RAT. Kalau aktivitasnya baik, kesehatan koperasinya otomatis ikut membaik,” pungkasnya. (*)

Berita pilihan editor: 3 Bupati di Kaltim Nimbrung ke Gerindra