Payload Logo
x-892520251125191026694
Dilihat 379 kali

Kantor UPT Pasar Sepinggan yang menjadi pusat pengelolaan retribusi dan operasional pasar tradisional di wilayah Balikpapan Selatan.
(dok : han/kk)

Retribusi Pasar Sepinggan Dibidik Tembus Rp1 Miliar per Tahun, Pedagang Tetap Ramai Beraktivitas

Penulis: Han | Editor:
21 November 2025

Balikpapan — Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar Sepinggan di bawah Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Balikpapan terus mendorong peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui optimalisasi retribusi pasar. Sejalan dengan upaya penguatan ekonomi kerakyatan, pengelola menargetkan pemasukan mencapai sekitar Rp1 miliar per tahun, termasuk kontribusi dari Pasar Teritip yang masuk dalam wilayah kerja UPT.

Kepala UPT Pasar Sepinggan, Rahmawan NF, menjelaskan bahwa pola penarikan retribusi dilakukan secara rutin hampir setiap hari. Hari Senin hingga Kamis menjadi waktu efektif penagihan, sementara Jumat tetap terbuka bagi pedagang yang ingin melakukan pembayaran.

“Setoran kami lakukan dua kali, yakni pada Jumat dan Senin. Sistem ini sudah berjalan lama dan cukup efektif,” ujarnya, Jumat (21/11/2025).

Besaran retribusi berbeda-beda sesuai jenis usaha. Untuk pedagang kaki lima (PKL) atau pedagang yang menggelar lapak harian (PKR), tarif ditetapkan sekitar Rp350.000 per hari. Adapun pedagang kios memiliki tarif jauh lebih tinggi karena mempertimbangkan luas dan lokasi petak. Pada periode tertentu seperti awal bulan, pemasukan dari kios bisa mencapai Rp5 juta hingga Rp10 juta. Sementara pada hari-hari biasa, pemasukan lima hari penagihan berkisar Rp2 juta hingga Rp4 juta.

Di Pasar Sepinggan terdapat sekitar 840 petak, termasuk los dan kios dengan ukuran bervariasi. Tarif retribusi kios mulai dari Rp38.000 hingga Rp132.000 untuk ukuran standar. Satu kios terbesar yang berada di bawah tangga, dengan luas sekitar 4×5 meter, dikenakan retribusi sampai Rp396.000. Tidak sedikit pedagang yang menguasai lebih dari satu petak, bahkan ada yang mengelola hingga sepuluh petak sekaligus. Dari jumlah petak yang tersedia, pedagang aktif diperkirakan hanya sekitar 400–500 orang, lantaran satu pedagang bisa menempati beberapa petak.

Aktivitas perdagangan di Pasar Sepinggan masih didominasi kebutuhan harian seperti sembako, sayur, ikan, dan daging. Namun untuk komoditas pakaian dan produk non-pangan, geliat perdagangan semakin menurun karena persaingan dari toko daring. Dari ratusan petak di lantai atas, hanya sekitar 10–20 persen yang terisi pedagang aktif.

Kios penyeimbang memang belum tersedia di pasar ini, tetapi sejumlah komoditas program pemerintah seperti minyak goreng dan beras SPHP tetap dijual oleh pedagang. Harga-harga kebutuhan pokok juga terus dipantau oleh bidang terkait di Disdag, yang hampir setiap hari turun ke lapangan untuk memastikan stabilitas harga.

Selain Pasar Sepinggan, UPT juga mengelola Pasar Teritip yang hanya buka sekali sepekan. Pemasukan retribusinya berada di kisaran Rp500.000 hingga Rp600.000 per hari, dengan masyarakat dari Teritip hingga Samboja memanfaatkan pasar tersebut setiap Jumat.

Rahmawan menyebutkan bahwa mayoritas pengunjung Pasar Sepinggan merupakan warga sekitar, terutama dari wilayah Sepinggan dan sebagian Balikpapan Baru. Meski pasar tradisional menghadapi tantangan besar akibat perubahan pola belanja masyarakat, Pasar Sepinggan masih menjadi pusat ekonomi yang hidup dan berkontribusi signifikan bagi PAD Kota Balikpapan.