KALTIM — Kementrian Kebudayaan (Kemenbud) di bawah kepemimpinan Fadli Zon mengklaim sedang menyiapkan agenda pelestarian dan pemajuan kebudayaan di era modernisasi.
Klaim itu disampaikan Staf Khusus (Stafsus) Menbud bidang Sejarah dan Perlindungan Warisan Budaya, Basuki Teguh Yuwono, saat hadiri Pameran Kebudayaan Bilah Nusantara di Museum Samarinda, Jumat 5 Desember 2025 lalu.
Basuki mengatakan fokus kebijakan saat ini bukan saja mempertahankan. Tapi memastikan bisa berkembang dan memberi manfaat ekonomi serta sosial.
“Konsep besar yang dibangun itu tidak hanya mempertahankan, tapi bagaimana melakukan pemajuan kebudayaan,” ujarnya.
Menurut Basuki, salah satu gagasan penting yang tengah didorong adalah menjadikan Indonesia sebagai pusat budaya dunia.
Ia menjelaskan, Indonesia punya keragaman budaya yang sangat besar. Dan hal tersebut harus jadi kekuatan untuk menunjukkan keunggulan bangsa.
“Indonesia sebagai negara mega diversity kebudayaan,” tambahnya.
Basuki juga menyoroti pentingnya pelestarian cagar budaya dan ekosistem seni budaya yang hidup, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif dan pariwisata.
“Artinya bahwa, semua geliat kebudayaan itu harus menumbuhkan semua ekosistem dan memiliki dampak luas. Baik ekonomi, ataupun juga penanaman atas koridor makna nilai yang ada di dalamnya,” tuturnya.
Ia menegaskan, pemajuan kebudayaan harus tetap berlandaskan nilai persatuan dalam keberagaman agar pemerintah menyentuh semua yang ada di wilayah Indonesia.
“Bahwa apapun keragaman kebudayaan itu harus dibingkai berdasarkan Bhinneka Tunggal Ika sehingga,” jelasnya.
Strategi Pemajuan Kebudayaan
Lebih lanjut, Basuki memaparkan sejumlah langkah yang telah dijalankan kementerian, salah satunya pendataan mendalam terhadap seluruh warisan budaya nasional.
“Pertama kali yang dilakukan oleh kementerian beliau adalah adanya pendataan secara lebih mendalam untuk kaitannya dengan berbagai warisan budaya yang dipinggirkan melalui OPK,” terangnya.
Ia menyebut Indonesia memiliki kekayaan budaya, baik berupa cagr budaya maupun warisan budaya tak benda yang harus dilestarikan.
Penguatan SDM kebudayaan juga disebut menjadi prioritas melalui peningkatan jumlah dan kapasitas para ahli di bidang konservasi, kurasi, hingga edukasi budaya.
“Menumbuhkan SDM-SDM yang ada di dalamnya baik ahli konservator, kurator, edukator dan sebagainya yang terwadai dan tersertifikasi dengan baik,” jelas Basuki.
Selain itu, diplomasi budaya ke tingkat global terus digencarkan agar nilai-nilai budaya lokal semakin dikenal dunia.
“Demikian juga diplomasi internasional dengan basis kebudayaan itu terus digencarkan. Maka mendorong ke UNESCO dan program-program internasional lainnya juga dilakukan,” ujarnya.
Pemerintah juga aktif melakukan repatriasi artefak bersejarah milik Indonesia yang selama ini berada di luar negeri.
“Adanya satu langkah-langkah repatriasi dalam rangka bagaimana memulihkan berbagai artefak penting tentang nilai sejarah Indonesia itu dipulangkan,” ungkap Basuki.
Ia menegaskan, kehadiran negara dalam pemajuan kebudayaan akan terus diperluas, tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di tingkat dunia.
“Bahwa kebudayaan Indonesia memiliki suatu nilai-nilai yang unggul sehingga itu perlu ditumbuhkembangkan dengan baik,” tutupnya. (Ali)






