BERAU — Senyum pagi di Jalan Milono, Kota Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, sirna seketika.
Asap hitam pekat menyapa langit, menandakan tragedi yang menghancurkan mimpi dan harapan 30 keluarga.
Api, si jago merah, menari-nari dengan ganas, melahap habis rumah-rumah yang selama ini menjadi tempat berteduh.
Baca Juga: Mantan Ketua KPA Hijau Minta Isu Lingkungan Jadi Fokus Utama Debat Kandidat di Pilkada Berau
Sekitar pukul empat pagi Wita, saat azan subuh Minggu 26 Januari 2025 mulai berkumandang, Dani terbangun.
Baca Juga: Si Jago Merah Hanguskan Bangunan di Tanjung Redeb Berau, Diduga Karena Elpiji 3 Kg
Aroma asap menyengat hidungnya, membuatnya terburu-buru keluar rumah.
“Api sudah besar, membakar rumah keluarga saya,” ujarnya dengan suara bergetar menahan kepedihan.
Dani dan keluarganya berjibaku menyelamatkan harta benda, namun tak semua bisa diselamatkan.
Api merambat cepat, menjilati satu per satu rumah di deretan Jalan Milono.
“Sumber api dari kiri, api sudah membesar, harta kami tak bisa semua kami selamatkan,” kata Dani, matanya berkaca-kaca.
Satrio, salah satu korban lainnya, menambahkan, naasnya para pemadam datang terlambat. Setelah api membesar.
"Ada sekitar 1 jam kebakaran. Api mulai sudah membesar, baru pemadam datang," keluhnya.
Kini, 30 keluarga itu hanya bisa pasrah. Rumah mereka, tempat mereka bernaung, kini tinggal puing-puing.
Harta benda yang selama ini mereka kumpulkan, sungguh-sungguh lenyap ditelan api.
“Kami hanya bisa berharap pada pemerintah,” ujar salah satu korban, suaranya lirih. “Harta kami banyak hangus, semoga ada solusi dan bantuan untuk kami.”
Harapan mereka masih menyala. Semoga baik-baik saja. (*)