SAMARINDA — Wakil Rakyat Kota Samarinda, Samri Shaputra, angkat bicara terkait insiden tragis di depan Tempat Hiburan Malam (THM) Crown.
Diketahui, insiden penembakan terjadi di kawasan tersebut dan menewaskan satu orang. Terjadi setelah korban keluar dari THM, Minggu 4 Mei 2025, dini hari.
Samri tidak main-main. Dia meminta agar pengawasan ketat segera dilakukan.
Baca Juga: Ismail Latisi Siap Kawal Layanan Air Bersih untuk Warga Samarinda Ilir
Pasalnya, terjadi penyalahgunaan senjata api. Jika ini dapat diakses dengan mudah, kata Samri, maka warga semakin wanti-wanti.
Baca Juga: Tewas Dihujani Peluru di Depan THM, Dugaan Sementara Pelaku Pakai Senjata Rakitan
“Ini tidak sepele. Jika senjata dapat diakses secara mudah, potensi bahayanya meningkat drastis,” ucapnya kepada awak media, Sabtu 17 Mei 2025.
Samri lebih jauh meminta agar ada prosedur ketat dalam setiap proses pengajuan izin.
Mulai dari verifikasi latar belakang sampai pemeriksaan psikologis mendalam. L
Menurutnya, senjata api bukanlah perlengkapan yang bisa diserahkan sembarangan kepada masyarakat.
“Prinsipnya harus ada verifikasi yang ketat,” tukas dia. “Petugas yang terlatih saja wajib menjalani serangkaian tes. Maka masyarakat sipil seharusnya tidak mudah dapat akses tanpa proses yang ketat,” sambungnya.
Untuk itu, Komisi I DPRD Kota Samarinda mendesak polisi bersama instansi terkait segera melakukan audit terhadap seluruh izin kepemilikan senjata api.
Supaya ditemukan celah penyalahgunaan senjata. Termasuk juga memperkuat sistem pengawasan kepemilikan senjata.
Dia meminta agar jangan korban bertambah baru dilakukan pengawasan ketat.
“Jadi keselamatan publik harus prioritas,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Polresta Samarinda telah mengungkap aktor intelektual di balik kasus penembakan tersebut.
Pelaku utama tersebut adalah R alias K, warga Kecamatan Samarinda Seberang berusia 36 tahun.
Dia ditangkap pada Selasa 6 Mei 2025, oleh tim Jatanras Satreskrim Polresta Samarinda.
Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Hendri Umar, menjelaskan bahwa R alias K berperan sebagai perencana utama aksi pembunuhan ini.
Ia menghubungi IJ, yang bertindak sebagai eksekutor, serta W, yang bertugas memantau keberadaan korban di THM Crown.
Selain itu, R juga mengumpulkan 7 pelaku lainnya untuk merencanakan aksi tersebut di THM Muse sebelum berpindah ke lokasi kejadian.
"Saudara K alias R inilah yang berperan sebagai perencana. Mungkin bisa kita sebut sebagai aktor intelektual dari kejadian ini," ujar Hendri saat melakukan Konfrensi Pers di Polresta Samarinda, Kamis 8 Mei 2025.
Terkait adanya indikasi bisnis narkoba pada kasus ini, kepolisian belum bisa memastikan kebenarannya dan masih melakukan penyelidikan.
"Kami belum berani menyimpulkan apakah benar peristiwa ini terkait dengan adanya narkoba. Tapi memang ada indikasi ke sana," jelas Hendri.
Dalam pra-rekonstruksi yang digelar, Rabu, 7 Mei 2025, terungkap bahwa penembakan dilakukan sebanyak enam kali oleh IJ.
Setelah memastikan korban keluar dari THM, IJ melakukan penembakan sebanyak enam kali.
5 di antaranya mengenai tubuh korban, dan satu tembakan ke udara sebagai sinyal kepada rekan-rekannya untuk meninggalkan lokasi.
Hingga saat ini, ada 10 orang telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan oleh pihak kepolisian.
Polisi juga masih mendalami asal-usul senjata api yang digunakan dalam aksi penembakan ini, yang diduga merupakan senjata rakitan dengan kaliber sekitar 8–9 milimeter. (Adv)