BONTANG — Nasib nahas menimpa bu Ummi pada Sabtu 15 Februari 2025 di Kota Bontang. Mungkin sekitar jam 2 siang.
Tepat di sebuah toko terletak di Jalan Arif Rahman Hakim, Kelurahan Belimbing, Kecamatan Bontang Barat, ia ditodong dimintai harta benda.
Dengan tubuh bergetar bu Ummi coba menceritakan kejadian itu hampir saja merenggut nyawanya.
Baca Juga: Ratusan Orang Batal Mudik Gegara Tiket Palsu, Sebagian Barang Sudah Diangkut Kapal
“Lagi baring-baring main Hp sambil jaga toko. Habis itu datang dan dia menaroh tasnya. Langsung ambil parang,” ucap bu Ummi saat dijumpai para pewarta.
Peristiwa menegangkan pun tak terelakkan. Pelaku yang tak dikenalinya itu seketika saja menyodorkan benda tajam tepat di urat leher bu Ummi.
Seraya berkata pelan, si perampok yang berbadan kurus kerempeng itu memaksa supaya bu Ummi tidak usah meminta tolong kepada siapa pun.
“Nggak usah teriak-teriak katanya,” sahut wanita paruh baya itu.
Susana di siang hari itu pun semakin menegangkan tatkala bu Ummi kembali dipaksa mengeluarkan kunci.
Karena begitu menegangkan, bu Ummi menatap kosong tak memberikan jawaban di mana kunci penyimpanan uangnya berada.
Malah suasana makin menyedihkan saat wanita itu dipukuli oleh pelaku.
“Saya nggak jawab. Dia malah mukul saya di sini 3 kali,” beber bu Ummi menunjuk ke arah wajahnya yang sudah dipukuli.
Tidak sampai di situ, bu Ummi terus ditanyai letak kunci tempat di mana uang hasil jualannya disimpan di situ.
Namun bu Ummi tetap menolak pelaku. Bahkan bu Ummi melakukan perlawanan tanpa berarti.
“Habis itu dia tanya lagi, saya ndak jawab. Dia pukul saya pake bantal, terus saya dorong. Jangan mukul pak!! sudah pak!!?” pintanya.
“Pikir saya sudah mau meninggal. Saya teriak Allahu Akbar, Allahu Akbar, Dia paksa saya nggak usah teriak. Suaranya sangat pelan,” ungkapnya.
Bu Ummi pun harus kehilangan handphone Xiaomi dan uang sebanyak 3 juta rupiah. Nahasnya, ini bukan lah kejadian perdana.
Sebelumnya ia juga sempat dirampok oleh pelaku yang juga tak ia kenali.
“Ini kejadian kedua. Kemarin saya juga hilang 4 juta. Saya ketiduran siang, lacinya tak dikunci. Selama menjual biasanya tu tak pernah kegembok,” katanya.
“Nah hari ini kegembok. Makanya dia minta kunci laci. Jadi saya mikir, apa ini orang yang kemarin juga toh? Karena dia tau (kalau lacinya—red) kegembok,” pungkasnya. (Agu)