Balikpapan — Harga ayam potong di Pasar Klandasan Balikpapan kembali mengalami peningkatan dalam empat hari terakhir. Kenaikan ini menjadi salah satu yang cukup terasa bagi pedagang maupun pembeli, terutama menjelang akhir tahun ketika permintaan biasanya meningkat.
Hj. Saidah, pedagang ayam potong yang cukup lama berjualan di pasar tersebut, mengatakan bahwa tren naiknya harga ayam sebenarnya bukan hal baru setiap memasuki periode tertentu. Namun, tahun ini ia merasa kenaikan berlangsung lebih cepat dari biasanya.
“Sudah empat hari ini harga tinggi di sini. Biasanya menjelang Natal, tahun baru, puasa, itu memang tidak ada murahnya. Bisa sampai Rp70 ribu nanti,” ujarnya ketika ditemui di lapaknya, Senin (24/11/2025).
Ia menjelaskan bahwa harga ayam hidup dari kandang kini berada di kisaran Rp25 ribu per kilogram. Dengan harga tersebut, ayam potong berukuran sekitar 1,25 kilogram umumnya dijual sekitar Rp60 ribu per ekor. Harga itu masih untuk ayam yang belum dibersihkan oleh pekerja, sehingga pembeli yang menginginkan ayam siap olah harus membayar lebih.
“Itu masih kotor, belum bersih, belum anak buah. Kalau sudah didorong, ya lebih mahal lagi,” kata Saidah.
Tidak hanya ayam utuh, beberapa bagian ayam lain juga ikut terdampak kenaikan. Hati ayam misalnya, dihargai berbeda tergantung apakah pembeli juga membeli ayam utuh.
“Kalau beli ayamnya, hatinya dihitung Rp2.500. Tapi kalau cuma beli hati saja, Rp3.000 per biji,” terangnya.
Bagian lain seperti kepala ayam dijual empat buah seharga Rp5.000, sementara ceker dipatok Rp1.000 per potong. Untuk pelanggan setia, Saidah mengaku kerap memberikan harga lebih ramah.
“Kadang langganan cuma bayar 800 saja,” tambahnya.
Menurutnya, kenaikan harga ini berpengaruh signifikan terhadap jumlah pembeli. Baik pembeli rumah tangga maupun pedagang makanan disebut mengurangi jumlah pembelian harian.
“Pengaruhnya besar. Pembelinya kurang. Biasanya mereka ambil 10–15 ekor per hari, sekarang turun,” jelasnya.
Dalam kondisi pasar normal, Saidah mengaku dapat menjual antara 150 hingga 190 ekor ayam per hari, terutama pada akhir pekan atau menjelang hari besar.
“Paling sedikit 100 ekor sehari. Kalau ramai bisa 180–190,” ujarnya.
Ia juga menyinggung soal ayam Banjar yang kurang diminati pembeli di Pasar Klandasan. Menurut Saidah, warna daging ayam Banjar yang cenderung merah membuat konsumen lebih memilih ayam potong lokal yang terlihat lebih segar.
“Ayam Banjar itu merah, tidak putih segar seperti ini. Perjalanan jauh bikin warnanya berubah,” tuturnya.
Saidah berharap harga ayam segera kembali stabil agar pembeli tidak terus menurun dan aktivitas pasar kembali pulih seperti biasa.
“Semoga harga turun sedikit biar pembeli ramai lagi,” pungkasnya.







