Kutim — Komisi Pemilihan Umum Kutai Timur (KPU Kutim) menggelar sosialisasi pendidikan pemilih pada pelajar SMA/SMK se-Kutim, di Hotel Royal Victoria, Selasa (13/8). Dihadiri ratusan orang dari segmen pemilih pemula.
Mewakili Ketua Komisioner KPU Kutim, Komisioner Divisi Teknis, Hasan Basri, mengatakan agenda ini menjadi kesempatan siswa Kutim untuk menambah wawasan terkait pemilihan umum. Mengingat segmentasinya amat besar.
Baca Juga: KPU Kutim Terima Kunjungan Pelajar SMA Plus Budi Luhur Mandiri di Rumah Pintar Pemilu
"Segmentasi pemilih pemula kita ini presentasinya sangat besar," kata Hasan.
Untuk itu, menurutnya, perlu dilakukan pembekalan pemahaman terkait pentingnya pelajar sebagai segmen pemilih pemula.
"Kita berharap hak pilih teman-teman tidak sia-sia, jadi tolong disimak baik-baik ya materinya," imbau Hasan.
Sementara, Komisioner KPU Divisi Partisipasi Masyarakat dan SDM, Asbdul Manab yang jadi salah satu narasumber dengan materi sosialiasi pendidikan pemilu, tahapan pemilu tahun 2024 dalam projek penguatan profil pelajar Pancasila
Manab mengatakan, hal pertama yang harus dilakukan bagi pemilih pemula adalah memastikan diri terdaftar sebagai pemilih. “Syaratnya yang pertama adalah memiliki KTP," sebutnya.
Manab juga menyebut, hal yang perlu dihindari bagi pemilih, terutama para pemilih pemula adalah politik uang.
"Jangan sampai suara adek itu diperjualbelikan, dengan harga misalnya seratus, untuk calon pemimpin yang tidak jelas," tandasnya.
Dia melanjutkan, politik uang merupakan pelanggaran yang pelakunya dapat menerima sanksi sesuai yang diatur dalam Undang-undang Nomor 7 tahun 2017.
"Nanti kalau ketahuan akan berurusan dengan bawaslu karena ada sanksi tahanan dan juga sanksi denda nya," sebutnya.
Narasumber lainnya, Andi Ahmad Mappasiling selaku Koordinator Daerah Akademi Pemilu dan Demokrasi (APD) mengatakan, sebagai pemilih pemula para pelajar harus objektif dan menjadi pemilih cerdas dalam menentukan pilihan.
"Pemilih cerdas itu, akan mencari sebanyak mungkin informasi terkait pilihannya. Apalagi saat ini kita terbantu dengan zaman teknologi yang bisa memberikan kita informasi," katanya.
Dia menambahkan, di era teknologi ini jejak digital sangat mudah diperoleh, "Jadi kalau calon kepala daerah dulu pernah ngomong apa juga bisa kita dapatkan," ujarnya.
Terakhir dia meminta, agar pemilih pemula ini, bisa menggunakan hak pilihnya. "Jangan sampai golput, karena kalaupun teman-teman tidak menggunakan hak pilihnya itu tidak banyak membawa implikasi politik bagi sistim demokrasi," paparnya
Pasalnya, Kutim menduduki peringkat ke empat angka golput pada pilkada tahun 2020 dengan presentasi 33,52%, setelah Kutai Kartanegara 43%, Samarinda 47,73%, dan Balikpapan sebagai peringkat pertama dengan presentasi 51,06%.
Golput menurut Andi Ahmad, sama halnya apatis dengan situasi yang ada. Untuk itu dia harap persoalan ini tidak menular ke generasi muda.
“Makanya saya harapkan kondisi ini tidak berlaku di Gen Z, karena perubahan keadaan hanya dimungkinkan dengan partisipasi dalam proses demokrasi," tandas dia. (*)