Payload Logo
-83920251125190959892
Dilihat 378 kali

Pedagang UMKM mengenakan busana tradisional Nusantara meramaikan Pasar Tumpah Pringgondani, menawarkan beragam kuliner dan jajanan tempo dulu yang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan,Minggu (16/11/2025). (dok : han/kk)

Pasar Tumpah Pringgondani Makin Diminati, Jadi Destinasi Wisata Budaya Unggulan di Balikpapan Timur

Penulis: Han | Editor:
17 November 2025

Balikpapan — Pasar Tumpah Pringgondani yang berada di kawasan wisata Gunung Binjai, Balikpapan Timur, terus menunjukkan perkembangan signifikan sejak pertama kali dibuka. Dengan konsep pasar tradisional bernuansa tempo dulu dan penguatan unsur budaya Nusantara, kawasan ini kini menjadi salah satu tujuan wisata favorit masyarakat.

Setiap awal bulan, suasana pasar semakin semarak berkat hadirnya Pasar Kramat, sebuah agenda rutin di mana seluruh pedagang mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah. Konsep unik ini terbukti menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Pada Minggu (16/11/2025), ratusan pengunjung tampak memadati area pasar sejak pagi. Udara segar, pepohonan tinggi, serta suasana khas pedesaan membuat pengunjung nyaman berkeliling dari satu lapak ke lapak lainnya.

Marni, salah seorang wisatawan asal Samarinda, mengaku sengaja berkunjung untuk melihat langsung keunikan pasar tersebut.

“Tempatnya bagus sekali dan berbeda. Banyak jajanan tradisional yang menarik untuk dicoba,” ungkapnya.

Menurut pengurus Pokdarwis Pringgondani, Maria, pasar ini telah menjadi magnet wisata sejak lebih dari satu tahun beroperasi.

"Pasar Tumpah Pringgondani ini awalnya hanya diikuti tujuh pedagang, namun kini jumlahnya meningkat pesat menjadi lebih dari 100 UMKM, bahkan pernah mencapai 200 saat musim buah dan kunjungan melonjak," ungkapnya.

Meski jumlah peminat semakin banyak, pengelola tetap menerapkan proses kurasi demi menjaga kualitas dan kesesuaian konsep pasar.

"Prioritas utama kami berikan bagi pelaku usaha yang berdomisili di Kelurahan Gunung Binjai. Selain menyediakan lapak gratis, kami juga menawarkan pondok sewa bagi pedagang yang ingin berdagang secara lebih permanen," jelas Maria.

Pasar ini menjadi salah satu binaan Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Balikpapan. Melalui pembinaan yang berkelanjutan, Disdag membantu penataan kawasan, kurasi produk, pelatihan pemasaran, hingga fasilitasi perizinan. Penataan alur pengunjung hingga pengelolaan retribusi juga menjadi bagian dari dukungan tersebut. Dengan tarif masuk yang kini Rp6 ribu, Maria menyebut pendapatan pasar dalam tiga bulan terakhir mencapai sekitar Rp11 juta.

Untuk menambah daya tarik, sejumlah fasilitas terus dikembangkan. Pengunjung disambut oleh karakter pewayangan seperti Gatotkaca, Srikandi, dan petugas berkostum Hanoman begitu memasuki area pasar. Alunan musik Jawa yang diputar sepanjang area pasar semakin memperkuat nuansa budaya yang menjadi ciri khas Pringgondani.

Owner Taman Wisata Pringgondani, Dr. Surata, mengatakan bahwa pihaknya sedang menambah fasilitas baru, termasuk empat toilet tambahan yang ramah disabilitas dan lansia.

" Saat ini kami sedang membangun aula serbaguna yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti pelatihan, gathering, atau tempat berteduh saat hujan. Selain itu, fasilitas kolam pemandian untuk anak-anak TK dan PAUD sudah mencapai progres 40 persen dan ditargetkan beroperasi pada Desember 2024. Kemungkinan jangka panjangnya,direncanakan akan dibangun flying fox dan area pemancingan," ucapnya.

Surata menilai Pasar Tumpah Pringgondani memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat sekaligus ikut berkontribusi pada Pendapatan Asli Daerah (PAD). Ia berharap pemerintah daerah dapat mendukung pembangunan infrastruktur, terutama akses jalan dan ketersediaan air, agar pengembangan kawasan wisata ini dapat terus berlanjut.

Dengan konsep wisata budaya yang kuat dan pemberdayaan UMKM sebagai fondasi utama, Pasar Tumpah Pringgondani diprediksi akan terus berkembang dan menjadi ikon wisata baru yang memperkaya destinasi di Balikpapan Timur.