Payload Logo
m-358620251125185226544.jpg
Dilihat 0 kali

Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni dalam agenda pembukaan program PMT Lokal, Kamis 21 Agustus 2025 (dok: prokompim)

Pemkot Bontang Target Turunkan Stunting Jadi 14 Persen di 2027

Penulis: Agu | Editor:
21 Agustus 2025

BONTANG — Pemkot Bontang target turunkan stunting sampai 14 persen di tahun 2027. Target ini digaungkan Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni.

Neni bilang itu sebelum meresmikan Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Lokal bagi Balita dan Ibu Hamil Bermasalah Gizi, Kamis 21 Agustus 2025, di Kelurahan Tanjung Laut, Kecamatan Bontang Selatan.

Neni juga menyampaikan penanganan stunting di Bontang menunjukkan hasil signifikan. Pada 2023, angka stunting capai 27 persen. Bahkan tertinggi di Kaltim.

Berkat berbagai intervensi berupa edukasi, literasi, hingga pemberian makanan tambahan, angka tersebut turun menjadi sekitar 20-21 persen.

“Penurunan 7 persen ini merupakan capaian tertinggi di Kalimantan Timur," ungkapnya.

Neni dalam kesempatan itu juga mengingatkan warga menghindari junk food dan lebih memilih pola makan bergizi berbasis real food.

Ihwal program PMT, Neni mengungkapkan pemberian makanan tambahan kepada 65 ibu hamil bermasalah gizi menunjukkan hasil menggembirakan.

“Dalam satu bulan, tercatat penurunan 30 persen kasus gizi bermasalah," jelasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bontang, Bahtiar Mabe, melaporkan program PMT Lokal menyasar 1.219 balita dan 65 ibu hamil bermasalah gizi yang tersebar di seluruh kelurahan.

Untuk mendukung program ini, disiapkan dua dapur umum. Salah satunya di Loktuan. Mabe juga sempat menyoroti fenomena unik, meski Bontang kaya ikan, angka stunting masih cukup tinggi.

Di sisi lain, Ketua Komite 1 DPD RI sekaligus Dekan UMKT, Andi Sofyan Hasdam, bilang bahwa penanganan stunting itu tanggung jawab bersama.

la menegaskan kerja sama antara UMKT dan Pemkot Bontang akan fokus pada evaluasi berkelanjutan agar tidak muncul kasus baru.

"Bontang dipilih sebagai pilot project karena pemerintahnya serius menangani stunting dan lebih mudah untuk fokus. Jika berhasil, Bontang akan menjadi contoh nasional," jelasnya.

Sementara itu, Abdul Rasad Taha, pakar gizi sekaligus penyusun Juknis PMT Kemenkes RI, mengapresiasi langkah Bontang.

la menekankan pentingnya dialog langsung dengan kader dan puskesmas agar pedoman nasional bisa lebih sesuai kebutuhan daerah.

"Keunggulan Bontang adalah wilayahnya relatif kecil, cukup dengan satu dapur utama sehingga kualitas PMT lebih terjaga. Strateginya, fokus pada wilayah yang punya potensi sukses lebih besar," tandasnya. (*)