Dibaca
26
kali
Wakil Wali Kota Balikpapan, Bagus Susetyo, saat ditemui awak media, Jumat 30 Mei 2025 (dok: han/katakaltim)

Penerima Beasiswa Sering Tidak Mau Kembali ke Daerah, Pemkot Balikpapan Perketat Seleksi

Penulis : Han
 | Editor : Agu
31 May 2025
Font +
Font -

BALIKPAPAN — Banyak penerima beasiswa tidak mau lagi kembali ke daerahnya setelah lulus kuliah.

Padahal mereka sangat dibutuhkan untuk mengembangkan daerahnya.

Melihat kenyataan itu, Wakil Wali Kota Balikpapan Bagus Susetyo meminta agar ada surat pernyataan penerima beasiswa.

Baca Juga: Wakil Wali Kota Balikpapan Bagus Susetyo saat meninjau progres pembangunan gedung baru DP3 dan Disdag Kota Balikpapan, Senin 19 Mei 2025 (dok: Hlm/katakaltim)Wawali Balikpapan Kecewa, Progres Bangunan Gedung DP3 dan Disdag Hanya 2 Persen

Maksudnya, para penerima dalam surat pernyataan itu, siap kembali ke wilayahnya untuk mengembangkan daerah.

Baca Juga: Terdakwa Kasus Galian C Ilegal di Balikpapan, Rohmad (hlm/katakaltim)Terdakwa Tambang Ilegal di Balikpapan Merasa Jadi Tumbal

“Nah kalau tidak, ada konsekuensi mengembalikan beasiswa tiga kali lipat,” ucapnya kepada awak media, Jumat 30 Mei 2025.

Saat ini kasus penerima beasiswa yang tidak kembali ke daerah asal masih kerap terjadi.

Untuk itu, Pemkot Balikpapan terus memperketat seleksi dan pengawasan terhadap program beasiswa.

“Pemkot Balikpapan sampai saat ini masih aktif memberikan beasiswa kepada warganya,” jelasnya.

Komentar atas Dosen dan ASN

Wawali juga menyoroti kondisi para dosen dan aparatur sipil negara (ASN) yang sedang menempuh studi S3.

Ia khawatir terkait keberlanjutan beasiswa. Terutama bagi mereka yang tidak lagi mendapatkan bantuan dari program beasiswa seperti Kartini Jepang.

“Banyak teman-teman yang kini sudah memasuki semester 3 atau tahap penelitian. tapi tidak punya dana karena beasiswa sudah tidak berlanjut,” jelasnya.

“Kami berharap ini bisa dibahas kembali, karena banyak dari kami yang bahkan terpaksa cuti,” tukasnya.

Usulkan Dana Penelitian

Wawali mengatakan, program beasiswa “gratis pol” bagi S3 yang sempat diberikan di tahun-tahun awal, kini tidak lagi tersedia.

Karena itu, ia mengusulkan adanya dukungan dana untuk penelitian S3.

Menurutnya, biaya riset sangat tinggi, sementara mayoritas mahasiswa S3 saat ini merupakan dosen yang berkontribusi langsung pada peningkatan kualitas pendidikan tinggi di Kaltim.

“Biaya penelitian S3 itu tidak sedikit. UKT saja sudah mahal, belum lagi biaya riset. Kami harap ada kebijakan bantuan untuk ini karena jika tidak, mereka harus menanggung sendiri dan itu sangat berat,” tandasnya.

Apresiasi ke Pemprov Kaltim

Bagus menambahkan, Pemkot Balikpapan mengapresiasi konsistensi dan perhatian Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud bersama Wakil Gubernur Seno Aji.

Menurut Bagus, kedua figur tersebut berani mengambil silap dalam mendukung program pendidikan di daerah.

“Kami sangat mengapresiasi konsistensi dan perhatian dari Pak Gubernur dan Pak Wagub. Semoga ini menjadi pertimbangan dan pemikiran bersama untuk masa depan pendidikan di Kaltim,” tutupnya. (*)

Font +
Font -
# ePaper
Lebih Banyak >