Bu Ester, warga Kanaan, Kota Bontang. Kesehariannya memilah sampah untuk pakan ternak babi (dok: agu/katakaltim)

Perempuan Paruh Baya Optimis Menembus Waktu dengan Pekerjaannya

Penulis : Agung
17 February 2025
Font +
Font -

BONTANG — Aneka ragam tantangan hidup memang semestinya dijalani sepenuh hati. Begitulah ucapan wanita paruh baya asal Kota Bontang, bu Ester namanya.

Perempuan yang lahir 54 tahun silam itu menikmati hidup meski hari-harinya harus memegang sampah (yang sangat berbau menurut saya—red).

Sudah bertahun-tahun bu Ester bekerja di tempat pengelolaan sampah Bessai Berinta, memilah dan mengambil pakan ternak babi. Memang menunjukkan keteguhan hati yang luar biasa.

Seraya mengiris-iris buah mentimun utuh yang telah menjadi limbah, bu Ester mengingat-ingat kapan ia mulai bekerja di tempat itu.

Baca Juga: Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bontang, Aji Erlynawati, didampingi Staf Ahli, kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dilingkungan Pemkot Bontang hadir dalam acara pengukuhan penjabat sementara (Pjs) kepala daerah di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) (aset: Pemkot Bontang)Sekda Bontang Hadiri Pengukuhan 6 Penjabat Sementara Kabupaten dan Kota se-Kaltim

“Yaa kayanya udah hampir 10 tahun kayanya,” sahut bu Ester kepada katakaltim, Jumat 14 Februari 2025.

Ia sebelumnya mengais rezeki sebagai penjual sayur di kawasan perusahaan besar di Kota Bontang, PT Badak LNG. Tapi kini beralih profesi.

Syukur sekali setiap harinya bu Ester berhasil mengumpulkan 50 sampai 100 kilogram pakan ternak untuk memberi makan babi yang dipeliharanya di Kanaan, Kecamatan Bontang Barat.

Pakan yang dipilahnya itu ada tahu, nasi, tempe, roti, pisang, wortel, kentang, labu, dan rupa macam jenis sisa makanan warga Kota Taman.

Sejak 9 tahun lalu rutinitas hariannya seperti itu. Dimulai pukul setengah tujuh pagi hingga kadang-kadang pukul dua siang, diselingi istirahat dan pemberian pakan ternak.

“Kerja ini aja setiap hari. Sudah itu istirahat lagi. Kasi makan ternak lagi. Saya datang Setengah 7 pagi sampai jam 2 siang biasanya. Sorenya itu kasi makan babi,” imbuhnya.

Di tengah kesibukannya itu, ia masih menyempatkan diri untuk beribadah dan bermunajat kepada Tuhan saat malam tiba.

Ia adalah orang yang merdeka menjalani hidupnya. Menuturkan prinsip, jika sudah waktunya beristirahat, maka beristirahat lah. Bu Ester memang tampak tak diikat oleh pekerjaan ini.

“Kalau cape’ yaa istirahat. Minggu tetap kesini. Ibadah bisa malam,” tukas bu Ester merekahkan senyumannya.

Bu Ester punya 6 orang anak. Suaminya telah menghadap kepada Tuhan 3 tahun yang lalu. Namun bu Ester tetap gigih menjalani pekerjaannya.

Ia menerima kenyataan itu dengan berani. Menentang nafas pesimisme, bertahan hidup menembus waktu, walau ia tak begitu paham kapan ia harus tidak bekerja lagi.

“Mau diapa kalau itu memang kehidupan, ya mau diapa kan. Saya rencana kerja di sini, sampai saya sudah tidak bisa lagi,” ucap bu Ester dengan sorotan mata penuh cerita. (Agu)

Font +
Font -
# ePaper
Lebih Banyak >