Payload Logo
j-462720251125184531363.jpg
Dilihat 0 kali

Wakil Wali Kota Bontang, Agus Haris (kiri), Caretaker KNPI Bontang, Mohammad Alif Syarizan, mantan Ketua KNPI Bontang, Febri, dan Ketua KNPI Bontang, Indra Wijaya (dok: kolase/agu/katakaltim)|

Tegas! Wawali Menolak Dualisme KNPI Bontang, Seret Nama Arif dan Febri

Penulis: Agu | Editor:
11 Juli 2025

BONTANG — Wakil Wali Kota Bontang, Agus Haris, tegas menyatakan tidak boleh ada dualisme KNPI di Kota Bontang.

“Sikap saya nggak berubah, bahwa saya nggak setuju kalau ada pemecahan pemuda itu. Saya tetap ingin pemuda itu bersatu,” ucap Agus Haris saat ditemui di rumah jabatannya, Rabu 9 Juli 2025, malam.

Awal Mula Dualisme

Mantan Ketua KNPI Bontang itu kemudian menceritakan awal mula perpecahan tubuh KNPI di Kota Bontang.

Waktu itu, Agus Haris sudah tidak lagi menjabat. Karena terpilih menjadi Wakil Rakyat. KNPI pun diserahkan kepada Kartolo.

Tidak lama setelah itu, Arif, selaku perwakilan KNPI provinsi waktu itu, mengaku bahwa dirinya membawa aspirasi pemuda. Namun dampaknya adalah dualisme KNPI.

“Saya kasih tahu itu pak Arif. Saya bilang dinda (Arif), jangan dicederai pemuda itu. Kalau kamu bikin dualisme di Bontang, kasihan anak-anak ini. Ini sulit dipulihkan nanti,” jelasnya.

Pun Arif mengaku membawa aspirasi pemuda, namun Agus Haris menegaskan bahwa tidak boleh mencederai kekompakan atau persatuan pemuda.

“Saya hanya ingatkan, karena itu kamu akan mencetak sejarah buruk bagi persatuan pemuda,” jelasnya.

Alasan Tak Boleh Dualisme

Lebih jauh, politisi Gerindra itu menyampaikan alasan dia kenapa KNPI tak boleh dualisme, sebab penggodokan karakter di dalam KNPI sangat nampak dan berdampak.

“Karena bayangkan, semua karakter masing-masing komponen pemuda bersatu di satu wadah. Nah, kalau ini dipecah-pecah, saya takut kemudian hari selamanya akan terpecah,” jelasnya.

Tapi, kalau ada yang memulai perpecahan, maka kemungkinan penyatuan kembali sebuah organisasi memakan banyak waktu.

“Nah, kan lama itu prosesnya enggak bisa nyatu kan?,” cecar Agus Haris meyakinkan. “Akhirnya kemarin penyatuan melalui Febri. Saya bilang, Alhamdulillah kan bisa nyatu. Jangan lagi ada di luar itu,” jelasnya.

Namun, Agus Haris tampak keheranan. Sebab Febri yang belum menyelesaikan tugas sebagai ketua, tiba-tiba dilakukan pergantian.

“Nah, setelah Febri terpilih, enggak ada berapa bulan diganti lagi,” tukas Agus Haris. “Nah, kalau sekarang ada lagi informasi begitu (dualisme), ya saya nggak tahu lagi itu kalau ada lagi,” sambungnya.

Sikap Agus Haris

Agus Haris pun menegaskan, bahwa pemuda Bontang harus bersatu. Anak-anak bangsa harus bersatu.

“Jangan lagi ada dualisme. Kalau saya dari dulu begitu, nggak berubah sikap saya,” tegasnya.

Dia menambahkan, dampak KNPI terpecah-pecah adalah muruah organisasi kepemudaan (OKP). Mereka tidak lagi banyak melihat aturan main untuk menjadi Ketua atau pengurus KNPI.

Kalau dulu, tambah Agus Haris, waktu KNPI masih satu, mereka yang bisa masuk KNPI adalah mereka yang pernah menjadi ketua OKP.

“OKP struktural ya. Artinya ada di pusat, provinsi, ada di kabupaten/kota. Itu harus paham,” jelasnya.

Pasca dualisme, menurut Agus Haris, tidak ada lagi proses kaderisasi di OKP. Padahal kaderisasi ini sangat menentukan bagaimana pembentukan karakter.

“Artinya mereka paham dulu wadahnya dia sendiri. OKP mana dia. Baru bisa masuk KNPI. Sekarang sudah nggak ada lagi,” sesalnya.

Alasan harus mengikuti jenjang dan penggodokan di OKP untuk bisa masuk KNPI, agar proses pematangan terjadi sebelum memasuki KNPI.

Pada gilirannya, para pemuda yang tergabung dalam KNPI dapat menyajikan sejumlah perspektif atau pandangan mereka tentang kenyataan yang terjadi, berikut solusi yang mereka berikan atas masalah yang mereka temukan.

“Nah artinya ada pertemuan pemuda yang sama-sama matang berorganisasi, ber-OKP. Maka nanti dari dalam KNPI akan lahir calon pemimpin brilian,” jelasnya.

“Artinya ada bekal dia untuk memimpin suatu pemerintahan kalau anak-anak dari KNPI itu. Ada banyak contohnya di berbagai daerah,” terang Agus Haris.

Respons ke Pusat

Agus Haris tidak menahan untuk berkomentar terhadap perpecahan di tubuh KNPI tingkat pusat.

“Saya tidak paham kenapa pusat dipecah-pecah.

Ini bisa saja terselubung dari orang yang tidak bertanggung jawab. Bisa saja pesan dari luar Indonesia. Supaya Indonesia tidak utuh,“ jelasnya.

Celakanya, nilai Agus Haris, pemuda tidak menyadari bahwa ini adalah bagian dari pengrusakan tatanan kepemudaan di Indonesia.

“Nah, ini yang berlaku sampai ke tingkat satu ke tingkat dua. Itu yang saya tahu,” jelasnya.

Pesan Agus Haris

Agus Haris pun menitip pesan agar tidak lagi ada perpecahan pemuda ini. Khusus di Kota Bontang.

“Tidak usah lagi lah. Melebur aja semua di situ. Walaupun tidak melebur di situ tapi jangan dirusak lah ya,” pintanya.

Kalau pun ada pemuda yang ingin berkontribusi untuk pembangunan daerah, mereka juga bisa berkiprah di luar KNPI. Dan menjadi penyeimbang untuk mewakili aspirasi rakyat.

Agar mereka menyampaikan pikiran-pikiran mereka secara tajam kepada pemerintah dan bertujuan membantu masyarakat.

“Karena tujuan kita berorganisasi ya itu,” tukasnya.

Tanggapan Neni dan Andi Faiz

Diberitakan sebelumnya, Mohammad Alif Syahrizan ditunjuk sebagai caretaker Ketua KNPI Kota Bontang tidak lama setelah Indra Wijaya terpilih menjadi Ketua KNPI Bontang.

Menanggapi itu, Ketua DPRD Bontang mengaku bahwa pemuda memang penuh dengan dinamika.

“Yaa namanya darah muda,” ucap Andi Faizal Sofyan Hasdam saat ditemui, Senin 23 Juni.

Berbeda dengan tanggapan Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni yang mengatakan, “Nggak tau lah, terserah aja,” ucapnya sambil ketawa. (Agu)