KUTIM - Wakil Bupati Kutai Timur (Wabup Kutim) Mahyunadi, kunjungi Desa Senambah Kecamatan Muara Bengkal, Senin 5 Mei 2025.
Terpantau rombongan kendaraan Wabup Kutim kesulitan menembus jalan yang rusak parah.
Mahyunadi menyebut, pihaknya tidak tutup mata dengan masalah tersebut dan terus berupaya memperbaiki segala akses menuju daerah pedalaman Kutim.
Baca Juga: Temuan Beras Kurang Timbangan di Pasaran, Pihak Perusahaan segera Tarik Kemasan
"Kami tidak menutup mata. Pemkab Kutim terus berupaya melaksanakan pembangunan jalan melalui program multiyears. Kalau dihitung kasar, satu kilometer bisa menelan biaya Rp10 miliar. Untuk 32 kilometer, ya sekitar Rp320 miliar," jelas Mahyunadi, dilansir Pro Kutim.
Baca Juga: Ngabuburit Produktif, Pemuda Kutim Gelar Workshop Mempayet Pakaian
Kata dia, pembangunan jalan bukan urusan satu-dua hari, namun memerlukan waktu, anggaran, dan kolaborasi.
Karena itu, Mahyunadi menekankan pentingnya sinergi semua pihak, khususnya perusahaan yang beroperasi di sekitar wilayah tersebut. Seperti Teladan Prima Group, juga PT Nala Palma Cadudasa.
"Kalau perusahaan tidak mau terlibat membangun, bisa kita tinjau dan evaluasi kembali. Mereka mengambil keuntungan dari bumi ini, sudah sewajarnya turut bertanggung jawab menyejahterakan warga," ucap Mahyunadi, penuh tekanan.
la mendasarkan desakan itu pada UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas serta PP Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.
Di mana perusahaan, terutama yang berkaitan dengan eksploitasi sumber daya alam, wajib menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial terhadap lingkungan.
Usai meninjau secara langsung, Mahyunadi segera memimpin rapat koordinasi strategis di Kantor Kecamatan Muara Ancalong, membahas perbaikan jalan dan jembatan poros Senyiur-Kelinjau Ilu.
Rapat ini melibatkan seluruh camat, aparatur desa, kepala desa, tokoh masyarakat, dan perwakilan perusahaan yang beroperasi di kawasan Muara Bengkal, Muara Ancalong, dan sekitarnya. (*)