KUTIM — Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman mengatakan pentingnya mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat pada sektor perkebunan kelapa sawit.
"Pada 2030 sektor perkebunan kelapa sawit akan jadi primadona di Kutai Timur," ucapnya di Sangatta, Jumat 20 Desember 2024.
Ardiansyah mengatakan perkebunan kelapa sawit yang tersebar luas di Kutim, merupakan sumber daya strategis. Karena itu harus dimanfaatkan lebih optimal.
Baca Juga: Ismail ST Kembalikan Formulir di PKS, Jika Tidak Lolos Siap Jadi Tim Pemenangan Arfan
Dengan hilirisasi dan pemanfaatan melalui pengembangan produk turunan, Ardiansyah menilai itu dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga: Angin Segar untuk Petani, TBS Kelapa Sawit di Kaltim Alami Kenaikan Harga
Diketahui, Kutim pada 2023 punya luas perkebunan kelapa sawit sebanyak 529.586 hektare, dengan produksi mencapai 7,759 juta ton.
30 persen total perkebunan sawit di Kutim adalah milik masyarakat. Untuk itu Ardiansyah mendorong pentingnya industri hilir.
“Pemerintah akan terus mendorong dan mendampingi perkebunan rakyat untuk mengembangkan industri hilir kelapa sawit," ujarnya.
Produk turunan kelapa sawit, seperti minyak goreng, biodiesel, hingga bahan kosmetik, merupakan peluang strategis membangun kemandirian ekonomi.
Upaya ini juga mampu meminimalisir ketergantungan Kutim pada sektor tambang batu bara dan minyak bumi yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi.
Ardiansyah juga mendorong pengembangan sektor pertanian, perikanan, peternakan, kehutanan, dan pariwisata.
Menurutnya, potensi ekonomi di Kutim sangat beragam dan perlu dimaksimalkan sebagai sumber pendapatan berkelanjutan.
“Produk-produk yang dapat diperbaharui akan menjadi fokus utama, baik untuk jangka menengah maupun panjang,” katanya.
“Kutim memiliki lahan dan bahan baku yang melimpah, baik dari darat maupun laut. Ini menjadi perhatian serius pemerintah," imbuh dia.
Langkah ini sejalan dengan visi Pemkab Kutim untuk mendorong inovasi berbasis potensi lokal, plus mempersiapkan ekonomi daerah menghadapi perubahan global. (*)