Payload Logo
Kaltim

Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (BI) 2025 diselenggarakan di Aula Maratua Lantai 4 Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur, Jumat (28/11/2025)

Bank Indonesia Prediksi Ekonomi Kaltim Tetap Tangguh pada 2025

Penulis: Ali | Editor: Agu
1 Desember 2025

KALTIM — Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (BI) 2025 diselenggarakan di Aula Maratua Lantai 4 Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur, Jumat (28/11/2025).

Agenda tahunan ini menjadi momentum bagi Bank Indonesia Kaltim untuk memaparkan kondisi perekonomian daerah sepanjang tahun berjalan serta memberikan proyeksi ekonomi Kaltim pada 2025.

Dalam paparannya, Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur memproyeksikan perekonomian daerah akan tetap tumbuh kuat pada kisaran 4,3 hingga 5,1 persen. Optimisme ini diperkuat oleh capaian pertumbuhan Triwulan III-2025 yang mencatat angka 4,26 persen (y-on-y).

Plh Kepala Perwakilan BI Provinsi Kaltim, Bayuadi Hardiyanto, menuturkan bahwa ketahanan ekonomi daerah turut ditopang oleh penguatan sektor keuangan dan sistem pembayaran yang semakin adaptif.

“Dari sisi pembayaran, akses non-tunai semakin meluas. Penggunaan QRIS meningkat signifikan dan telah dimanfaatkan lebih dari 828.000 masyarakat pengguna,”ujarnya.

Bayuadi menyebutkan, perkembangan tersebut mendorong aktivitas ekonomi masyarakat dan memberikan kontribusi terhadap stabilitas ekonomi daerah.

Jika tren positif ini berlanjut, perekonomian Kaltim pada 2025 diperkirakan berpotensi mencapai pertumbuhan tertinggi hingga 5,1 persen (y-on-y).

Meski demikian, Bayuadi menegaskan bahwa masih terdapat sejumlah tantangan yang memerlukan sinergi dan kolaborasi lintas sektor.

Salah satu tantangan utama adalah rendahnya produktivitas lokal, yang menyebabkan Kaltim masih sangat bergantung pada pasokan pangan dari luar daerah.

“Saat ini 97 persen kebutuhan pokok kita masih berasal dari luar Kaltim,” ungkapnya.

Selain itu, struktur ekonomi yang masih bertumpu pada sektor pertambangan membuat Kaltim rentan terhadap dinamika ekonomi global.

Penurunan dana transfer ke daerah serta melemahnya harga ekspor batu bara turut menjadi tekanan tersendiri bagi perekonomian daerah.

Dalam menghadapi tantangan tersebut, BI Kaltim terus mendorong berbagai program penguatan UMKM sebagai motor ekonomi baru, termasuk:

1. peningkatan kapasitas digital,

2. perluasan akses ekspor,

3. dukungan pembiayaan, serta pengembangan ekonomi hijau.

“BI terus bersinergi dalam memperkuat ketahanan ekonomi Kaltim melalui pengembangan UMKM dan penguatan ekosistem ekonomi hijau,” ujar Bayuadi.

Dari sisi stabilitas harga, inflasi Kaltim pada Triwulan III-2025 tercatat di angka 1,77 persen (y-on-y). Angka ini menunjukkan tren penurunan yang konsisten sejak 2023.

Bayuadi menyampaikan bahwa inflasi Kaltim diperkirakan tetap berada dalam rentang sasaran nasional sebesar 2,5 ±1 persen.

“Capaian ini tidak terlepas dari berbagai inovasi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPI) dan peran relawan pengendalian inflasi di daerah,” pungkasnya. (Ali)