KUTIM – Anggota Komisi D DPRD Kabupaten Kutai Timur, Ahmad Sulaiman, mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Timur melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) untuk memperkuat pendataan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Dia menegaskan bahwa akurasi atau ketepatan data menjadi fondasi utama agar perencanaan pembangunan berjalan tepat sasaran.
Sulaiman mengatakan, pembaruan data secara berkala penting dilakukan, terutama untuk mendukung proses pengajuan anggaran melalui Dana Alokasi Khusus (DAK).
“Kita dorong agar data kebutuhan pendidikan selalu diperbarui, tidak hanya saat menjelang pengajuan anggaran. Dengan begitu, pengusulan bisa lebih cepat dan sesuai kondisi lapangan,” ujarnya di Sangatta, belum lama ini.
Berdasarkan data Kemendikbudristek, terdapat 13 desa di Kutim yang masuk kategori daerah 3T. Kondisi tersebut, kata Sulaiman, menuntut adanya pemerataan pembangunan pendidikan yang ditopang oleh data yang kuat dan terintegrasi.
Ia mengapresiasi langkah Disdikbud Kutim yang terus memetakan kebutuhan sekolah, mulai dari pembangunan Unit Kesehatan Siswa (UKS), laboratorium, hingga ruang kelas baru.
Dia juga mengingatkan, masih banyak sekolah di wilayah 3T yang menghadapi keterbatasan fasilitas.
“Data itu harus diperbarui secara berkala agar pembangunan lebih tepat sasaran,” tegasnya.
Politisi Partai Demokrat tersebut berharap penguatan data dan percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T mampu mengatasi ketimpangan layanan pendidikan di Kutai Timur.
“Harapan kami, tidak ada lagi perbedaan antara wilayah perkotaan dan pelosok. Semua anak di Kutim harus mendapatkan hak pendidikan yang sama,” tutupnya. (Adv)


-1-300x177.jpg&w=3840&q=75)







