Payload Logo
o-895220251125190058579.jpg
Dilihat 0 kali

Ketua DPRD Kutim, Jimmi (dok: Caca/katakaltim)

Ketua DPRD Kutim Dorong Pemerintah Tarik Investor Pengolahan Batubara

Penulis: Salsabila Resa | Editor: Agu
6 November 2025

KUTIM — Ketua DPRD Kutai Timur (Kutim), Jimmi, meminta pemerintah daerah (Pemda) menarik investor pengolahan batubara.

Sebab Kutim sebagai salah satu daerah penghasil batubara terbesar di Indonesia, dan ekonominya tentu bergantung di sektor ini.

Jimmi menerangkan potensi batubara yang bisa dikembangkan adalah ekspor hasil olahannya. Tidak melulu bergantung pada ekspor bahan mentah.

"Kita bisa maksimalkan. Jadi ke depan bukan bahan mentah lagi yang diekspor. Tapi sudah dismelterisasi," ucap Jimmi kepada Katakaltim ditemui belum lama ini.

Politisi PKS itu berharap, pemerintah berupaya mendatangkan investor dalam bidang olahan tersebut.

"Misalnya perusahaan pengolah bahan mentah batubara menjadi metanol, mungkin persentasi 2:1, 2 ton batubara hanya 1 ton metanol, tapi harganya jauh lebih tinggi," terangnya.

Selain menambah nilai ekonomi dari hasil produksi, juga membawa manfaat jika perusahaan tersebut berdiri. Termasuk emisi karbon yang akan berkurang dari mesin kendaraan.

"Karena metanol itu banyak fungsinya, jika dia ditambahkan dengan bahan bakar, akan menambah oktannya sehingga mengurangi emisi. Juga kalau ditambahkan ke bahan pembuatan cat, akan lebih berkualitas catnya. Termasuk kualitas bahan kosmetik," papar Jimmi.

Potensi tersebut tentu saja bakal memberikan efek domino dan menciptakan sarana investasi baru di Bumi Untung Benua.

"Dan yang paling penting dari ini, terbuka luas kesempatan kerja bagi masyarakat Kutim dan daerah lainnya," tutur Jimmi.

Untuk saat ini, pabrik pengolahan yang paling sukses di bidang ini berasal dari Belanda. Jadi, dia berharap secepatnya ada investor untuk sektor ini.

"Kita berharap ada lah investor di sana yang akan melirik potensi ini di Kutim," tukas Jimmi.

Ditanyai terkait pemerintah sudah membuka komunikasi untuk mendatangkan investor, ia mengaku sudah beberapa kali ke kementrian, namun belum membicarakannya secara resmi.

"Baru lisan saja, belum secara resmi. Memang harus ke sana, tapi mungkin pemerintah masih banyak fokusnya ke yang lain, stunting, kemiskinan dan lainnya, tapi kita harapkan ada juga yang ke sana," harapnya.

Diketahui, di Kalimantan Timur, sudah berdiri perusahaan metanol, PT. Kaltim Methanol Industri (KMI), berada di kawasan industri PT. Kaltim Industrial Estate (anak perusahaan PT. Pupuk Kalimantan Timur), tepat di bagian selatan Kabupaten Kutim.

"Itu untuk kebutuhan pengolahan pupuk , tapi sebenarnya juga bisa menjadi prototype agar bisa mengembangkan lebih besar (menyasat pengolahan batu bara-red). Pernah, ahli dari KMI sudah pernah meninjau potensi di sini, saya rasa mereka sudah melirik ini," tandasnya.

Ia berharap potensi dan pengembangan konsep tersebut bisa menjadi masukan bagi pemerintah agar segera bertindak, sehingga efeknya lebih cepat dirasakan masyarakat. (Caca)