BONTANG — Anggota DPRD Kota Bontang, Muhammad Sahib, meminta agar pengusaha lokal tidak jadi penonton di wilayahnya sendiri berkaitan dengan pembangunan pabrik Soda Ash.
Pernyataan itu disampaikan Muhammad Sahib dalam rapat bersama Pengurus Himpunan Pengusaha Lokal Bontang (PHPLB) dan pihak perusahaan, Senin 16 Juni 2025, di Bontang Lestari.
Di hadapan pihak PT KIE, PT PKT, dan PT AN, Muhammad Sahib menyampaikan, meskipun agenda ini merupakan silaturahmi, tetapi harus ada hal yang disepakati.
“Artinya, kalau di sini sudah sepakat, di luar jangan belok-belok lagi,” ucap Ibe—sapaan akrabnya.
Politisi NasDem itu menyampaikan bahwa ada banyak perusahaan lokal yang berniat berpartisipasi dalam pembangunan tersebut. Untuk itu dirinya meminta agar ada dukungan.
Pun demikian, Ibe meminta juga supaya pengusaha lokal dapat meningkatkan kemampuannya dan menjunjung tinggi profesionalisme.
“Mari kita mendukung. Dengan catatan pengusaha lokal harus profesional. Pengusaha yang ada di Bontang harus persiapkan diri,” pintanya.
“Di sana nanti itu, kegiatannya banyak. Mulai dari elektrikal, mekanikal, dan lain-lain. Maka kita harus persiapkan diri. Bagaimana kemampuan perusahaan, skill dan keuangannya. Itu aja,” sambung Ibe.
Ibe menambahkan agar data perusahaan yang ingin dipakai dalam penambangan pabrik Soda Ash agar dikumpulkan.
Menurut Ibe, pengumpulan perusahaan merupakan salah satu cara memperjelas mekanisme. Jangan sampai nantinya ada benturan antara perusahaan yang satu dan yang lainnya.
“Jadi kita harus bicarakan. Perlu saya sampaikan kepada teman-teman kontraktor, misalnya perusahaannya pak ketua sama sekretaris sama-sama sipil, jangan kita menawar harga, akhirnya baku tabrak harga. Bulannya dapat untung,” terangnya.
“Bukannya saya mengajari, tetapi saya pernah seperti itu dan sampai sekarang. Maka saya paling setuju nanti ketua kumpulkan yang betul-betul perusahaan teman-teman yang tidak bikin rusak dengan PHPLB, coba dikumpulkan,” sambungnya.
Dalam kesempatan tersebut Ibe juga meminta agar perusahaan realistis dalam hal kemampuan keuangan. Jangan sampai meng-iya-kan pekerjaan yang sulit untuk diselesaikan.
“Nah kalau nilainya misalnya Rp1 miliar, dan kemampuan keuangan kita Rp500 juta, maka jangan kerjakan pak. Tapi kalau dikeroyok bisa pak,” jelasnya.
Ibe bahkan membeberkan, bahwa sebanyak 20 pengerjaan sipil dan pembangunan pabrik Soda Ash. Itu artinya, nilai kontrak sekitar Rp400 miliar.
“Saya dapat informasi rill, bahwa kegiatan Soda Ash itu akan mendapatkan pekerjaan sipil dari 20 persen dari nilai kontrak yang ada. Itu sekitar Rp400 miliar,” jelasnya.
“Yaa lempar-lempar lah ke pengusaha lokal juga. Jangan diambil semua. Kasi hidup lah teman-teman yang lain,” pintanya. (Adv)












