Payload Logo
c-537620251125191026858.jpg
Dilihat 378 kali

Agenda Diseminasi Audit Kasus Stunting di Kota Bontang (dok: Prokompim)|

Pemkot Bontang Akui Serius Tangani Stunting, Target 2029 Prevalensi 14,4 Persen

Penulis: Agu | Editor:
24 November 2025

BONTANG — Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang mengaku amat serius menangani persoalan stunting, menyelamatkan masa depan generasi.

Salah satu bukti keseriusan pemerintah melalui kegiatan Diseminasi Audit Kasus Stunting, menjadi ajang "bedah masalah" yang mendalam dan komprehensif.

Agenda itu digelar di Aula BPU Kelurahan Kanaan, Bontang Barat, pada Senin 24 November 2025. Gelaran Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB).

Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, hadir langsung sebagai narasumber utama. Dengan latar belakangnya sebagai dokter, Wali Kota bicara kebijakan dan menyentuh akar persoalan kesehatan ibu dan anak.

Didampingi para pakar-mulai dari dokter spesialis, psikolog, hingga ahli gizi-forum ini mengupas tuntas tantangan lapangan yang dihadapi para kader TPK dan petugas lapangan.

Pun data menunjukkan tren penurunan stunting di 8 bulan terakhir, Wali Kota mengingatkan agar semua pihak tidak cepat puas.

Target prevalensi 14,4 persen pada 2029 dan 5 persen pada 2045 demi menyongsong Indonesia Emas membutuhkan kerja keras dan konsisten.

Kata Neni, penanganan stunting bukan saja tugas pemerintah, tetapi gerakan bersama seluruh elemen masyarakat.

“Kita harus mulai dari diri sendiri, lingkungan terkecil, dan memastikan budaya bersih serta perilaku sehat berjalan konsisten," tandasnya.

Dalam paparannya, Neni menyoroti fase penting 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). la menekankan intervensi tidak cukup hanya dengan pemberian makanan tambahan (PMT).

Isu sanitasi, seperti ketersediaan jamban sehat dan akses air bersih, kata Neni jadi tantangan besar yang harus diselesaikan bersama.

Menariknya lagi, politisi Golkar itu juga mengaitkan pencegahan stunting dengan tantangan era modern: literasi digital.

Neni mengingatkan orang tua waspada terhadap paparan konten negatif yang bisa memengaruhi pola asuh dan psikologis anak.

Strategi Pemkot Bontang kini bergerak simultan. Mulai dari program inovasi "Saskia Hebat", Operasi Timbang, hingga integrasi dengan program kebersihan lingkungan "GESIT" (Gerakan Sampahku Itu Tanggung Jawabku).

Neni percaya, dengan memadukan intervensi gizi, perbaikan sanitasi, dan pola asuh yang cerdas, Bontang bisa lebih cepat mewujudkan generasi yang sehat.

“Cerdas dan bebas stunting,” harapnya. (Adv)