Payload Logo
s-629220251125185204533.jpg
Dilihat 0 kali

Anggota DPRD Kota Samarinda, Iswandi dan bendera One Piece (dok: kolase/istimewa)

Pengibaran Bendera One Piece, DPRD Samarinda Menilai adalah Bentuk Penyaluran Protes

Penulis: Ali | Editor: Agu
8 Agustus 2025

SAMARINDA — Warga Indonesia berbondong-bondong mengibarkan bendera Jolly Roger atau bendera Bajak Laut di Anime One Piece. Sejumlah pihak pun menanggapi fenomena tersebut. Termasuk DPRD Kota Samarinda.

Ketua Komisi II DPRD Kota Samarinda, Iswandi, mengatakan pengibaran bendera ini tidak perlu ditakuti masyarakat. Apalagi sampai parno.

“Ini ada dua sisi ya. Kalau di edaran bendera kita memang satu. Merah Putih. Tapi kalau (bendera) One Piece tidak perlu kita takutkan juga. Menurut saya pribadi, tidak perlu ditakutkan,” ucapnya, Jumat 8 Agustus 2025.

Dia menerangkan bendera One Piece itu dinilai sebagai simbol perlawanan terhadap ketidakadilan yang benar-benar sudah terstruktur masif.

“Itu kan tokoh komik, tokoh fiksi. Terutama yang banyak dibaca, ditonton oleh Gen z. Termasuk saya. Nah itu kan hanya suatu kelompok, kelompoknya Luffy yang menentang ketidakadilan dan lain sebagainya. Artinya berani menentang keadaan yang sebenarnya sudah terstruktur,” jelasnya.

“Wah bahwa ini (struktur ketidakadilan, red) ini tidak lagi bisa dilawan dan sebagainya. Tapi dia berani menentang,” sambung politis PDI Perjuangan itu.

Pun demikian, kata dia, jika sekarang ini marak pengibaran bendera tersebut, maka mestinya dianggap sebagai peringatan atau warning bagi para penyelenggara negara.

“Nah kalau sekarang itu ada, yaa anggap itu sebagai warning bagi kita, bagi penyelenggara negara, bagi anggota DPR, bagi siapapun untuk introspeksi bahwa oh masyarakat ini banyak harapannya kepada kita,” terangnya.

“Makanya harus benar-benar bekerja. Nah itu kan semua adalah harapan dengan bendera itu. Dia mungkin mau ngomong tapi mungkin tidak ada salurannya. Dia mau protes juga tidak ada yang mendengar. Kan begitu,” sambungnya menegaskan.

Pun demikian, Iswandi menyatakan ini bukan masalah benar atau salah. Ini hanya ekspresi saja. Terlebih lagi para pengibarnya tidak lebih tinggi dari bendera Merah Putih.

“Ini bukan masalah benar atau salah, tapi kan ngibarnya juga bukan di atas bendera merah putih. Kalau di atas merah putih maka saya yang pertama kali nentang dan menurunkan itu,” tegasnya.

“Kalau dia hanya sekadar simbol-simbol yaa biasa lah. Apa bedanya dengan simbol partai, bendera partai, bendera ormas dan lain sebagainya. Tapi kita tetap merah putih,” tutup Iswandi.

Diberitakan sebelumnya, Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Hendri Umar menghimbau seluruh masyarakat meningkatkan semangat nasionalisme dengan tidak ikut-ikutan tren pengibaran bendera One Piece.

"Pada kesempatan ini saya selaku Kapolresta Samarinda memberikan himbauan kepada seluruh masyarakat Kota Samarinda. Kita sudah punya bendera kebangsaan kita, bendera merah putih. Jadi itulah yang harus menjadi kebanggaan kita," ucapnya kepada awak media, Rabu 6 Agustus 2025.

Hendri menegaskan pentingnya menjaga simbol negara, terlebih di momen sakral kemerdekaan. Ia menyampaikan bahwa pengibaran bendera bertema fiksi atau organisasi luar, dinilai tidak sesuai dengan semangat nasionalisme.

"Ini momen 17 Agustus, momen 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Kami rasa ini sudah merupakan waktu yang sangat tepat untuk kita kembali menggelorakan dan meningkatkan semangat dan kecintaan kita terhadap bendera merah putih sebagai simbol negara Indonesia ini," ujar Hendri.

Hendri menekankan, hanya ada satu bendera nasional yang diakui di Indonesia, yaitu merah putih. Ia meminta masyarakat menjadikannya sebagai satu-satunya simbol kebangsaan yang dikibarkan.

"Hingga saat ini, hingga detik ini, kita hanya punya satu bendera nasional, bendera kebangsaan Indonesia, yaitu bendera merah putih," lanjutnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa pihak kepolisian akan berkoordinasi dengan berbagai instansi seperti Pemkot Samarinda, Kesbangpol, dan Kodim 0901 untuk melakukan edukasi kepada masyarakat.

"Kita akan memberikan upaya-upaya menyadarkan bahwa tidak elok untuk menggunakan simbol lain selain dari bendera merah putih sebagai bentuk rasa cinta dan kebanggaan kita terhadap tanah air Indonesia," pungkas Hendri. (Adv)