Payload Logo
2-518620251125190817377.jpg
Dilihat 378 kali

Bangkai Pesut Mahakam bernama Upin ditemukan di Kutai Kartanegara (dok: Yayasan RASI)

Pesut Mahakam Bernama Upin Ditemukan Jadi Bangkai di Kutai Kartanegara

Penulis: Ali | Editor: Agu
10 November 2025

KUKAR — Seekor Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) ditemukan mati tersangkut di keramba milik warga Dusun Kuyung, Desa Sebemban, Kecamatan Muara Wis, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).

Tim Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Pontianak bersama Yayasan Konservasi RASI merespons cepat temuan tersebut.

Informasi awal diterima Rabu (5/11/2025) sekitar pukul 07.56 Wita dari Yayasan Konservasi RASI yang melaporkan adanya bangkai pesut di perairan Dusun Kuyung.

Menindaklanjuti laporan itu, BPSPL Pontianak Wilker Mahakam Hulu melakukan koordinasi dan bergerak menuju lokasi.

Tim tiba di tempat kejadian pada pukul 10.40 Wita dan langsung melakukan identifikasi serta pengukuran tubuh mamalia air tawar langka tersebut.

Dari hasil pemeriksaan, diketahui panjang tubuh pesut mencapai 174 sentimeter dengan berat sekitar 104 kilogram.

Pesut berjenis kelamin jantan itu masuk dalam kategori kematian kode (2), yakni terdampar mati dengan kondisi daging masih segar dan belum berbau.

"Berdasarkan hasil identifikasi awal, kondisi tubuh pesut masih segar dan mata hewan juga masih berkilau, menandakan kematian belum berlangsung lama," ungkap salah satu anggota tim BPSPL Pontianak Wilker Mahakam Hulu di lokasi.

Selanjutnya, bangkai pesut dievakuasi ke Stasiun Pengamatan Yayasan Konservasi RASI untuk dilakukan proses nekropsi dan pengambilan sampel organ oleh dokter hewan.

Kegiatan tersebut berlangsung dari pukul 14.25 hingga 16.00 Wita dengan dukungan BPSPL Pontianak dan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) 3B Desa Pela.

Dari hasil nekropsi, ditemukan sisa tulang ikan di lambung pesut yang diduga merupakan makanan terakhir sebelum mati. Beberapa organ dalam diketahui sudah mengalami pembusukan.

Setelah pemeriksaan selesai, bangkai pesut dikubur di area belakang Stasiun Pengamatan Yayasan Konservasi RASI.

Yayasan Konservasi RASI mengonfirmasi pesut tersebut dikenal dengan nama Upin, seekor jantan muda berusia sekitar tiga tahun yang sebelumnya sering terpantau di perairan Mahakam bagian hulu.

Sampel organ yang diambil akan dikirim ke laboratorium untuk memastikan penyebab kematiannya.

Kepala BPSPL Pontianak, Iwan Taruna Alkadrie, menegaskan pihaknya berkomitmen terus melakukan respons cepat terhadap setiap laporan mamalia yang terdampar di wilayah kerja mereka, khususnya di kawasan konservasi Mahakam Hulu.

"Dengan hadirnya Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 49 Tahun 2022 tentang penetapan Kawasan Konservasi Perairan Mahakam Wilayah Hulu Kabupaten Kutai Kartanegara dan Keputusan Dirjen Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut Nomor 61 Tahun 2023 tentang rencana pengelolaan jangka panjang 2023–2042, BPSPL Pontianak melalui Wilker Mahakam Hulu terus berkomitmen melakukan respon cepat terhadap setiap laporan mamalia yang terdampar," ujar Iwan.

Ia menambahkan bahwa kolaborasi lintas pihak sangat penting dalam menjaga keberlangsungan Pesut Mahakam, mamalia endemik yang kini berstatus sangat terancam punah.

"Penanganan bangkai pesut Mahakam ini dilakukan bersama Yayasan Konservasi RASI dan masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab bersama. Kawasan konservasi memiliki peran penting dalam perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan sumber daya secara berkelanjutan. Kami ingin pengelolaan kawasan ini benar-benar mampu melindungi Pesut Mahakam dan habitatnya," pungkas Iwan. (Ali)