KUTIM — Ketua DPRD Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Jimmi, mengimbau generasi muda untuk menyelamatkan diri dari peredaran Narkoba.
Imbauan itu Jimmi sampaikan dalam sambutannya di acara Sosialisasi Anti Narkoba yang digelar Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kutim, Kamis 13 November 2025.
"Satu gramnya akan memberikan dampak negatif kepada akal manusia, dan tentu itu akan berdampak pada tindak-laku kita yang mungkin secara tidak sadar dapat merusak orang lain," tutur Jimmi.
Kepada para pelajar dan mahasiswa yang hadir dalam forum tersebut, Jimmi memaparkan berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNNK) Kutim, barang bukti narkoba yang beredar dan berhasil diungkap tahun ini mencapai 351,69 gram.
Untuk itu dia sangat berharap kepada para pemuda di Kutim, khususnya yang mengikuti Sosialisasi Anti Narkoba, tidak terjangkit barang berbahaya tersebut.
Sebab orang-orang yang bakal mengambil peran di masa mendatang adalah generasi saat ini. Dan karena itu menjaga diri dari barang yang merusak akal adalah sebuah keharusan.
"Yang hadir di sini adalah generasi yang nanti akan memikul beban ihwal pembangunan daerah. Jadi seperti apa wacana Kabupaten Kutai Timur ke depannya, itu tergantung dari kalian," pesan Jimmi.
Lebih jauh politisi PKS itu menegaskan, penyalahgunaan narkoba adalah tindakan yang sama sekali tidak menjanjikan dampak positif.
Saat ini, sambung dia, Indonesia tidak lagi mengalami ekspansi secara militer dari negara lain.
Melainkan negara dan generasinya dihancurkan melalui peredaran narkoba yang kerap datang dari luar negeri.
Bahkan Jimmi memaparkan salah satu contoh penyelundup narkoba dari Australia yang ditangkap dan dijatuhkan hukuman mati.
Penyelundup tersebut tidak khawatir dengan hukuman mati yang dijatuhkan kepada dirinya, melainkan jika dia mati, maka peredaran narkobanya tidak terlaksana.
"Ada penyelundup dari Australia, ketika dijatuhkan hukuman mati, yang dia khawatirkan bukan hukuman matinya, tapi peredarannya tidak terjadi," ucap Jimmi.
Bayangkan, masih kata Jimmi, mereka tidak takut kehilangan nyawa, tetapi takut tidak mampu merusak generasi Indonesia.
Karena ancaman tersebut ia berharap para pemuda bisa sadar dan tahu diri betapa dibutuhkannya mereka dalam pembangunan kemajuan daerah dan bangsa. (Adv)











