KUTIM — Serapan anggaran Kutai Timur (Kutim) tahun 2025 hingga bulan Oktober masih berada di bawah 50 persen.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Plt Bappeda) Kutim, Noviari Noor, mengaku serapannya masih berkisar 47 persen.
"Saat ini mungkin terserap hanya sampai 47 persen. Dan dalam sisa waktu ini ya saya pikir semaksimal mungkin realistisnya akan sampai 70-80 persen," jelasnya kepada Katakaltim Minggu 12 Oktober 2025 lalu.
Ia mengatakan, jumlah pendapatan yang harus terealisasi sebanyak Rp9.895.423.149.448, tapi sangat sulit untuk diserap 100 persen.
Selain karena proses penganggaran yang lambat membuat waktu pelakasanaan yang tidak memungkinkan, juga dipengaruhi oleh kondisi cuaca.
Ditambah lagi, ada beberapa OPD yang minim alias lemah dalam penyerapan anggaran.
“Banyak. Ada yang peneyerapannya level merah (rendah), ada kuning (sedang), juga hijau," bebernya.
Namun dirinya enggan menyebutkan OPD yang nilai penyerepannya merah. Katanya lupa.
“Saya lupa," singkat Noviari.
Pun begitu, ia mengaku sudah memanggil OPD tersebut dalam rapat pimpinan, dan menekankan agar mereka segera merealisasikan anggarannya.
"Dalam rapat pimpinan, yang tertinggal itu kita dorong segera merealisasikan anggarannya," tutupnya. (Cca)













