Dibaca
23
kali
Ketua Fraksi Golkar DPRD Kaltim, Muhammad Husni Fahruddin (dok: ali/katakaltim)

DPRD Kaltim Dorong Optimalisasi Wisma Atlet, Gabungkan Konsep Sosial dan Komersial

Penulis : Ali
 | Editor : Agu
3 May 2025
Font +
Font -

SAMARINDA — DPRD Kaltim bersama Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) pada Senin (28/4/2025) di kantor DPRD Kaltim.

Rapat tersebut membahas optimalisasi pemanfaatan Wisma Atlet agar tidak menjadi aset tidur dan mampu memberikan kontribusi bagi pendapatan asli daerah (PAD).

Anggota Komisi II DPRD Kaltim, Muhammad Husni Fahruddin, menyoroti pentingnya pengelolaan Wisma Atlet secara efektif.

Baca Juga: Rasman Rading, Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Dispora Kaltim (aset: nirma/katakaltim)Rasman Tekankan Disiplin dan Kesehatan Atlet Muda Jadi Prioritas di Piala Gubernur Kaltim

Menurutnya, fasilitas tersebut telah dibangun dengan dana publik yang besar dan seharusnya memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat dan pemerintah daerah.

Baca Juga: Pengangkut batu bara (dok: pemprovkaltim)Hauling Batu Bara di Jalan Umum, Wakil Rakyat Kaltim Tegur KPC dan Indexim

“Wisma Atlet itu seharusnya menjadi sumber PAD karena dibangun dengan uang rakyat. Sayangnya, tingkat hunian masih rendah sehingga memerlukan subsidi dari pemerintah untuk operasional seperti pembersihan dan pemeliharaan,” ujarnya.

Dalam rapat tersebut, DPRD dan Dispora menyepakati pembentukan kelompok kerja (pokja) untuk merancang strategi pemanfaatan Wisma Atlet secara optimal.

Ayub sapaan akrabnya menyampaikan, konsep yang diusung akan menggabungkan orientasi sosial dan komersial.

“Kita sepakati pembentukan pokja yang akan mendesain pemanfaatan Wisma Atlet dengan pendekatan ganda: orientasi sosial dan profit," ucapnya.

"Jadi nantinya bisa digunakan untuk kepentingan masyarakat umum maupun disewakan untuk menghasilkan pendapatan,” sambung Ayub menukas.

Ia menambahkan bahwa sebelum menggandeng pihak ketiga, pemerintah daerah akan mencoba mengelola Wisma Atlet secara internal melalui BUMD atau institusi terkait seperti Dispora agar pengelolaan lebih terkontrol.

“Kalau internal bisa kelola dengan baik, untuk apa libatkan pihak ketiga? Banyak contoh gagal, seperti hotel Royal Suite, kita tidak ingin kejadian serupa terulang,” tegasnya.

Jika strategi internal ini terbukti berhasil, Ayub menilai tidak perlu melibatkan swasta. Namun jika tidak optimal, barulah opsi kerjasama dengan pihak ketiga akan dipertimbangkan.

"Langkah ini diharapkan mampu menjadikan Wisma Atlet sebagai aset daerah yang produktif, memberikan manfaat sosial, serta mendukung pertumbuhan ekonomi lokal," pungkasnya. (*)

Font +
Font -
# ePaper
Lebih Banyak >