KUTIM — Ketua DPRD Kutim Jimmi mengajak mahasiswa terus meningkatkan nalar kritis dalam melihat gejolak daerah hingga pusat.
Jimmi menyampaikan itu dalam agenda Stadium General Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (Stiper) Kutim, 11 September 2025.
"Kritis itu perlu, sangat perlu bagi pemuda kita yang nantinya akan membangun daerah ini," kata Jimmi.
Namun ia juga mengingatkan sikap kritis tersebut tidak dibarengi dengan kondisi anarkis. Terlebih melihat fenomena di belakangan ini, hubungan pemerintah dan rakyat ‘kurang harmonis'
"Karena di beberapa kabupaten kota ada kantor DPRD yang dibakar, ada kantor pemerintahan yang dibakar," terangnya.
Kondisi anarkisme belakangan mencoreng nama baik mahasiswa dan perguruan tinggi.
Sebab demonstrasi mahasiswa disusupi pihak tertentu hingga terjadi aksi bakar-membakar di beberapa daerah.
"Contoh Makassar, izin demonstrasi itu sampai sore memang mahasiswa murni mahasiswa. Rupanya malam itu masih lanjut dan didata bahwa malam itu bukan lagi mahasiswa, bukan murni mahasiswa," kata Jimmi.
Menurutnya hal ini rawan terjadi di daerah padat yang memang tingkat penganggurannya tinggi, tingkat kriminalnya tinggi.
"Jadi sekali lagi kita semua tercoreng sebenarnya," tandas politisi PKS itu.
Ia mengingatkan bahwa sebagai mahasiswa, perlu untuk berpikir kritis tapi tidak perlu menjadi perilaku yang antagonis.
"Jadi kita tidak menyimpan dendam terhadap sesama, tetapi tujuannya adalah bagaimana efektivitas dan efisiensi penggunaan uang rakyat itu untuk pembangunan betul-betul terlaksana dengan baik, opsinya disampaikan secara ilmiah," terang Jimmi. (*)












