KALTIM — Ketua Umum Perserikatan Dayak Kaltim Syaharie Jaang mengajak seluruh warga Kaltim menjaga perdamaian usai prosesi Pilkada 2024.
“Assalamualaikum, warahmatullahi wabarakatuh. Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata,” ucapnya dalam keterangan video yang diterima katakaltim, Sabtu (07/12/2024).
“Saya mengajak kita semua, mari kita menjaga persatuan dan kastuan di seluruh Kalimantan Timur,” sambungnya.
Baca Juga: 26 Hari Dikejar Polisi, Akhirnya Ditangkap Polsek Muara Kaman
Dia meminta agar seluruh warga Bumi Etam menerima dengan lapang dada keputusan yang diberikan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait rekapitulasi suara. Baik di Pilgub Kaltim, mau pun Pilkada kabupaten/kota.
“Pilkada telah kita laksanakan, pemilihan serentak sudah selesai, mari kita saling hormat-menghormati dan juga mendukung keputusan dan penetapan KPU,” pintanya.
Lebih jauh dia menerangkan perbedaan merupakan sesuatu yang niscaya. Pun demikian, tidak menjadikan warga terpecah belah.
Untuk itu dirinya mengajak seluruh masyarakat setelah pesta demokrasi ini bersama-sama berjuang membangun daerah.
“Walaupun pilihan kita berbeda, tetapi silaturahmi tetap kita jaga, mari kita saling dukung, mendukung pembangunan Kaltim yang kita banggakan,” tandasnya.
“Mari kita jaga persatuan dan kesatuan di antara kita, kita jaga damai, sukseskan pilkada serentak sebagaimana menjadi harapan kita semua,” pungkasnya.
Diketahui, arti dari Adil ka'talino adalah “Bersikap baik kepada sesama manusia”.
Bacuramin ka'saruga, “Bercermin dan berpandangan hidup seperti perkataan baik di surga”
Basengat ka'jubata, “Kehidupan manusia bergantung pada Tuhan Yang Maha Esa”.
Kalimat tersebut mengandung tiga pilar pedoman hidup, yaitu: Adil kepada sesama manusia, Bercermin kepada surga, Napas hidup berasal dari Tuhan.
Kalimat ini merupakan falsafah hidup orang Dayak yang sejak lama sering digunakan sebagai kalimat pembuka dalam acara atau rapat dewan adat.
Pada tahun 2006, kalimat ini secara resmi diakui sebagai Salam Nasional Dayak.
Sedangkan pada tahun 2010, kalimat ini dinyatakan sebagai Falsafah Dayak Sedunia. (*)