SAMARINDA — Sungai Karang Mumus semakin meluap, tinggi air di sebagian wilayah Perumahan Griya Mukti Sejahtera mencapai dada orang dewasa, Rabu 29 Januari 2025, hingga saat ini.
Selain Griya Mukti Sejahtera, sebagian wilayah Perumahan Bumi Sempaja juga telah setinggi lutut orang dewasa, bahkan beberapa titik jalan utama sudah tidak bisa dilalui kendaraan roda dua.
Lurah Gunung Lingai, Siti Zubaidah, mengatakan tinggi air telah mencapai 100 sentimeter, bahkan ada satu RT yang mencapai dada orang dewasa.
"Ketinggiannya rata-rata 70-100 cm, dan di RT 1 sudah setinggi dada," ucapnya kepada katakaltim di lokasi banjir.
Zubaidah melanjutkan, sebanyak 8 RT yang terendam banjir dan berdampak ke ribuan jiwa.
"Yang terdampak 8 RT, kemudian 1.700-an jiwa," sambungnya.
Zubaidah pun mengatakan telah membuka dapur umum untuk menyuplai makanan ke rumah-rumah warga yang terendam banjir.
"Kami harus membuka dapur umum karna masyarakat sudah tidak bisa memasak, karna rumah sudah di masuki air," sebutnya.
Masyarakat bersama Babinsa dan Babinkamtibmas menyuplai makanan dari rumah ke rumah karna masyarakat terjebak banjir.
"Kita mendrop makanan dor to dor karna masyarakat tidak bisa keluar sama sekali," ucap Zubaidah.
Zubaidah mengatakan kewalahan memasak untuk jumlah yang begitu besar, dirinya mengaku, sejak pagi hingga siang hari, hanya masyarakat setempat yang bergotong royong memasak hingga akhirnya tiba tim Taruna Siaga Bencana (Tagana).
"Pertama hanya ibu-ibu Dasawisma, PKK dan Kelurahan, kami kewalahan karna air naik terus, kemarin hanya 850 yang terdampak, kemudian tengah hari sudah 1.700 jiwa, karna kami kewalahan, sehingga datang Tagana membuka dapur umum sore tadi," terangnya.
Lebih lanjut, Zubaidah mengatakan, sebagian masyarakat tidak ingin dievakuasi karna harus menjaga keamanan rumahnya.
"Masih ada yang tidak ingin meninggalkan rumah, karna keamanan kan, mereka takut ada maling, jadi mereka tetap tinggal, dan kami membantu makanannya," ucapnya.
Meski begitu, beberapa warga yang rentan dan anak dibawah umur harus di evakuasi.
"Kami mengevakuasi warga, terutama yang struk, ibu-ibu hamil, anak-anak," sambungnya.
Demi alasan keamanan, listrik dilokasi banjir tidak di padamkan karna akan semakin berbahaya, meski begitu, Zubaidah telah menghimbau warganya agar berhati-hati ketika menyalakan barang-barang elektronik.
"Listrik tidak kami padamkan karna lebih berbahaya lagi, ular bisa masuk, tapi kami sudah menghimbau agar hati-hati," sebutnya.
Untuk diketahui, posko kesehatan sudah berdiri di lokasi banjir, masalah kesehatan ringan akan mendapat penanganan langsung, pun ada ambulance apabila ada warga yang harus mendapatkan penanganan yang lebih serius.
"Kami nelfon dinas kesehatan, mereka mengutus puskesmas terdekat, stand by sudah posko kesehatan, karna sejak pagi tadi sudah ada yang mulai panas," terang Zubaidah.
Zubaidah mengaku tidak begitu khawatir dengan situasi ini, dirinya telah memiliki mitigasi dalam menghadapi banjir, mengingat Kelurahan Gunung Lingai sudah menjadi lokasi langganan banjir.
"Kami sudah punya pengalaman, karna kami langganan banjir sejak 2017, 2018, 2019, terakhir 2020, kami setahun bisa dua kali kena banjir," tutupnya. (*)