Payload Logo
a-145020251125190707458.jpg
Dilihat 378 kali

Tongkang batubara yang melintas di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Dipotret pada September 2025 (dok: Ali/katakaltim)

Keruk Sungai Mahakam, Banjir Tuntas Tongkang Aman

Penulis: Ali | Editor: Agu
4 November 2025

KALTIM — Wacana dan rencana pengerukan Sungai Mahakam di Kalimantan Timur terus bergulir.

Sampai saat ini netizen ribut berkomentar: sebenarnya apa motivasi utama Gubernur Kaltim yang acapkali menyampaikan rencana pengerukan Sungai Mahakam itu?

Tampaknya, Gubernur Kaltim, Rudy Mas’ud, memang punya kehendak untuk “menyelam sambil minum air dan tangkap ikan”.

Artinya, pengerukan Sungai Mahakam tidak saja untuk mengatasi masalah banjir di Kaltim, sebagaimana yang belakangan “gaduh”: komentar Rudy Mas’ud dan Wali Kota Samarinda, Andi Harun.

Ternyata, di dalam batin Rudy Mas’ud, politisi Golkar itu mau bahwa semua daerah di Kaltim tidak lagi terdampak banjir.

Maka solusinya adalah pengerukan Sungai Mahakam yang saat ini benar-benar terjadi sedimentasi.

Pengerukan Sungai Mahakam ini juga memperlancar alur sungai. Dan tentu saja tidak kalah pentingnya adalah mengamankan jalur kapal tongkang.

Pada gilirannya, dampak dari pengerukan Sungai Mahakam ini adalah mantapnya perdagangan di sektor maritim.

“Urat nadi perdagangan, melalui sektor kemaritiman ini berjalan lancar dan baik,” ucap Gubernur kepada awak media, di Samarinda, Senin 3 November 2025.

Titik Pendangkalan

Salah satu titik yang terjadi pendangkalan secara signifikan sehingga dinilai amat penting untuk dikeruk adalah Muara Pegah.

Titik ini menjadi pintu masuk kapal-kapal tongkang maupun kapal dengan kapasitas kecil lalu lalang keluar masuk Kaltim,.

Sehingga Rudy Mas'ud bertekad dan gencar melakukan lobi ke pusat agar niatnya mengeruk Sungai Mahakam berjalan sesuai rencana.

"Muara Pegah itu adalah jalur untuk masuk ke Kaltim, yang artinya Kaltim ini bukan cuma Samarinda," tukasnya menjelaskan keadaan sebenarnya.

Program Jospol

Selain itu, salah satu dari sembilan program utama Jospol Gubernur Kaltim, terdapat poin revitalisasi sungai Mahakam dengan tujuan transportasi publik, angkutan industri dan pariwisata.

Poin itu memang menjabarkan pentingnya pengerukan sungai Mahakam sebagai salah satu upaya pemeliharaan alur sungai.

Saat ditanyai apakah rencana pengerukan Sungai Mahakam untuk kepentingan kemaritiman ataukah pengendalian banjir yang kerap melanda Kaltim, Rudy memberikan jawaban kombinasi. Dan bahkan tampak komprehensif.

"Yang paling utama adalah bagaimana urat nadi perdagangan melalui sektor kemaritiman ini bisa berjalan dengan baik dan lancar. Yang kedua adalah juga banjir kita," tandasnya.

Singgungan Andi Harun

Diberitakan sebelumnya, kunjungan Gubernur Kaltim ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menuai sorotan publik.

Apa hubungannya banjir dan Kemenhub? Begitu kira-kira pertanyaan publik.

Atas tingkah Gubernur Kaltim itu, publik menilai bahwa sebenarnya prioritas utama Gubernur adalah memperlancar aktivitas kapal tongkang batubara yang terhambat akibat sedimentasi.

Salah satu figur di Kaltim misalnya, Andi Harun, juga angkat bicara soal niatan Rudy Mas’ud.

Andi Harun mengatakan, untuk konteks banjir di Kota Samarinda, sebenarnya tidak relevan pengerukan Sungai Mahakam.

“Mestinya di Karang Mumus,” ucap Andi Harun ditemui di Samarinda.

Pun demikian, dia mengaku berterima kasih kepada Gubernur yang punya niat untuk menuntaskan banjir.

“Jika koordinasi, kami akan berikan semua data-data soal penanganan banjir,” ucap Andi Harun yakin.

Tapi, sepertinya memang Gubernur Kaltim ingin agar semua daerah yang terhubung langsung dengan Sungai Mahakam, yang selama ini kerap terjadi banjir, bisa terhindar dari fenomena alam bulanan—tahunan ini.

Misalnya banjir di Kota Samarinda, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Kutai Barat, termasuk Mahakam Ulu, acap kali tak dapat dihindari. Maka solusinya adalah pengerukan Sungai Mahakam. (Ali)