BONTANG — Legislator Bontang, Winardi, angkat bicara soal penataan pasar Rawa Indah yang masih menyisakan problem antar sesama pedagang.
Awin—begitu sapaan akrabnya—menyeru pemerintah harus lebih jeli memahami kondisi sebelum menelurkan kebijakannya.
Baca Juga: Udhin Dohang Sang Jurnalis Kritis, Dari Parlemen Jalanan Menuju Parlemen DPRD Bontang
Apalagi jika itu merupakan wadah masyarakat mengais rejeki. Supaya tak seorang pun yang merasa dizalimi dan dirugikan.
Baca Juga: Cek Harga Ayam dan Bahan Makanan Malam Hari Raya di Pasar Rawa Indah, Meroket..
Politisi PDI Perjuangan itu, pun menerangkan alasan pedagang di dalam (pasar) ada yang merasa dirugikan lantaran pembeli lebih mudah mengakses di luar (pinggiran) pasar.
Dia memperdiksi, andai saja pasar dijadikan satu lantai, akan lebih elok dan enak dijangkau. Untuk itu, ucap Awin, idealnya konstruksi pasar tidak dibangun secara vertikal (ke atas).
“Nah seandainya pasar itu dijadikan satu lantai, akan lebih bagus. Jadi harusnya pembangunan pasar itu tidak ke atas, tapi melebar (horizontal)," ucapnya kepada katakaltim, Senin (14/10/2024).
Pun demikian, Awin berpendapat konsep pasar bertingkat yang diterapkan di pasar Rawa Indah masih kurang tepat, sebab masyarakat cenderung lebih praktis saat berbelanja.
"Konsep pasar bertingkat itu kurang cocok. Ini sepemahaman saya selama tinggal di Bontang. Kenapa? Karena orang malas naik turun tangga," tuturnya.
Ditambahkannya, para pedagang bisa diatur sebagaimana mestinya, jika pemerintah memberikan pemahaman yang baik serta melakukan pendekatan dengan cara-cara santun.
"Kalau konsep ini sudah diterima, baru ditertibkan. Pendekatannya harus persuasif. Bawa aturannya, dikasih pemahaman, kemudian direlokasi pelan-pelan," tukasnya.
Dia berharap semua keluhan dan kebutuhan masyarakat dapat dipahami dan ditindaki dengan sebaik-baiknya oleh pemerintah, demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat. (Adv)