Payload Logo
-47320251125190536731.jpg
Dilihat 379 kali

Gubernur Kaltim, Rudy Mas'ud saat ditemui di Hotel Fugo Samarinda, Senin (27/10/2025) (Dok: Ali/katakaltim)

Mengaku Jadi Sasaran Kritik Warga saat Banjir, Gubernur Kaltim Mengadu di Kementerian Perhubungan

Penulis: Ali | Editor: Agu
28 Oktober 2025

KALTIM — Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Rudy Mas’ud, soroti masalah banjir yang semakin sering melanda Bumi Etam. Khususnya yang baru-baru ini menghantam wilayah Samarinda.

Politisi Golkar itu mengaku frustrasi. Sebab kondisi banjir kini telah mengganggu aktivitas warga. Dan menjadi masalah serius yang belum juga terselesaikan.

Pernyataan Rudy itu dia utarakan saat melakukan kunjungan kerja ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub) di Jakarta beberapa waktu lalu.

Dalam pertemuan itu, ia secara terbuka menyampaikan keluhannya sekaligus meminta dukungan dari pemerintah pusat untuk mencari solusi permanen atas masalah klasik di Kota Samarinda uni.

Banjir Bukan Semata Akibat Hujan

Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, @h.rudymasud, Gubernur Kaltim menegaskan bahwa persoalan banjir di Kaltim tidak bisa lagi dianggap sebagai musiman.

Artinya, bukan karena semata-mata hujan. Tapi sudah menjadi persoalan struktural yang kompleks.

"Karena masalahnya kalau banjir aduh repot saya, yang jadi babak belur kami yang menjadi tempat sambal," ujarnya dalam pertemuan bersama Dirjen Kemenhub.

Gubernur yang akrab dipanggil Harum itu, juga mengaitkan pengalaman dia sebagai mantan pekerja di sektor kelautan. Dia mengaku paham mengenai pentingnya pengendalian air dan tata kelola sungai.

"Inilah makanya Pak Dirjen hari ini saya ingin menyampaikan, kalau saya memang kerjaan saya dulu di laut," ucapnya meyakinkan.

Rudy menambahkan, permasalahan banjir tidak hanya muncul saat hujan deras, namun juga dapat terjadi ketika terjadi air pasang.

"Karena begitu dia meluap, ini tidak hujan pun, izin Pak Dirjen, (juga) banjir," bebernya.

Air pasang yang tinggi, masih kata Harum, turut menjadi faktor besar penyebab genangan di berbagai wilayah.

"Tidak hujan banjir. Air pasang tinggi, kan? Kalau tambah hujan selesai aku dibikinnya pingsan saya dibikinnya," tambahnya dengan nada menyayangkan.

Dorong Pengerukan Sungai Mahakam

Dalam pertemuan tersebut, Rudy lebih jauh menyampaikan harapannya agar pemerintah pusat memberi arahan dan dukungan teknis mempercepat penanganan banjir di Bumi Etam.

Ia menilai langkah paling efektif adalah melakukan normalisasi dan pengerukan Sungai Mahakam.

Saat dikonfirmasi terkait pertemuan tersebut, Harun menegaskan kunjungannya ke Kemenhub bertujuan membahas solusi konkret mengatasi banjir yang sudah berlangsung lama.

"Saya menyampaikan kepada Kemenhub agar Kalimantan Timur ini bisa keluar dari banjir. Salah satu solusinya adalah mengeruk Sungai Mahakam," jelas Rudy kepada awak media Senin 27 Oktober 2025.

Rudy menjelaskan, Sungai Mahakam sepanjang 980 kilometer itu sudah hampir dua dekade tidak pernah dikeruk.

Sehingga aliran air tersumbat dan tidak lagi mampu menampung debit air yang besar saat hujan atau pasang tinggi.

Maka ia menekankan pentingnya langkah normalisasi agar aliran air dapat kembali lancar dan banjir cepat surut.

"Supaya Mahakam Hulu, Kutai Barat, Kutai Timur, termasuk Kutai Kartanegara dan Samarinda, begitu hujan apalagi volumenya tinggi, tidak langsung banjir. Bukan karena tidak ada pembuangannya, tapi aliran sungai kita ini perlu dilaksanakan normalisasi supaya banjirnya cepat surut," pungkasnya. (Ali)