KUTIM — Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Sayid Anjas mengajak warga utamanya generasi muda mengingat dan mengobarkan semangat pahlawan.
Katanya, perubahan zaman sangat terasa dampaknya. Namun semangat para pahlawan yang memperjuangkan keutuhan negara dapat diaplikasikan dalam bentuk yang lain.
"Kalau zaman dulu musuhnya di depan mata. Kalau sekarang kan musuhnya (hampir) tidak nyata, kita berperang dengan kemajuan teknologi," kata Anjas kepada Katakaltim, Senin 10 November 2025 dalam momentum peringatan Hari Pahlawan Nasional.
Menurut politisi Golkar itu, kemajuan teknologi ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi jika digunakan untuk pengembangan diri dan masyarakat, akan sangat berdampak baik.
Di sisi lainnya, apabila digunakan untuk bermalas-malasan dan bergantung sepenuhnya pada teknologi, maka akan berdampak buruk. Ini tak lain dan tak bukan adalah penjajahan di era modern.
“Ini penjajahan gaya baru," tukasnya.
Untuk itu Sayid Anjas menegaskan, generasi muda harus mampu mewarisi semangat para Pahlawan yang gigih berani dan mampu mencari solusi atas persoalan yang terjadi.
Dia juga meminta agar masyarakat dan pemuda mengenal jauh sosok pahlawan dari pulau Borneo. “Karena kurang dipublikasikan, banyak yang kurang tau," ucapnya.
Kata Anjas, pemerintah harus memperhatikan dan menjelaskan lebih rinci siapa saja pahlawan nasional yang memperjuangkan daerah ini.
"Semisal kita punya Awang Long, mungkin kurang masyarakat yang tau bahwa beliau sosok yang melawan penjajah yang datang di wilayah Kutai waktu itu, begitu juga dengan Aji Pangeran Tumenggung Pranoto atau A.P.T. Pranoto," jelasnya.
Berbeda dengan Pangeran Antasari, kedua nama itu kurang familiar apalagi bagi masyarakat luar Kalimantan. (Adv)













