Payload Logo
k-804820251125184745756.jpg
Dilihat 0 kali

Jembatan Mahakam Satu di Kota Samarinda (dok: Ali/katakaltim)|

Biang Kerok Rusaknya Vender Jembatan Mahakam Berjanji Lakukan Perbaikan di Bulan Agustus

Penulis: Ali | Editor: Agu
5 Agustus 2025

SAMARINDA — Bulan demi bulan berlalu tanpa perbaikan sejak kapal tongkang menghantam Jembatan Mahakam Satu pada 16 Februari 2025 lalu.

Peristiwa sembrono itu sudah terjadi beberapa kali. Bahkan puluhan kali. Teranyar, menyebabkan hanyutnya dua vender penyangga jembatan.

Belum kering liur para dewan di Karang Paci melayangkan komentar, nahas penabrakan hampir beruntun. Belum selesai satu masalah, datang lagi masalah lainnya.

Alhasil, kerusakan vender diprediksi menelan biaya sekitar Rp35 Miliar. Sampai detik ini terpantau masih belum menampakkan progres pengerjaan secara kasat mata.

Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Samarinda, Mursidi, mengatakan vender jembatan akan segera dibangun di Agustus 2025 oleh pihak perusahaan yang menabrak jembatan.

"Akhir Juli itu terakhir dan Agustus ini akan dilakukan. Itu mereka mulai," ucap Mursidi saat ditemui setelah menggelar rapat bersama Komisi III DPRD Kaltim, Senin 4 Agustus 2025.

Mursidi mengatakan pihaknya telah menggelar rapat final bersama Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kalimantan Timur (Kaltim).

Dalam rapat itu katanya pihak perusahaan sebagai biang kerok dari kerusakan ini siap bertanggungjawab sepenuhnya atas pengerjaan vender.

"Bahwa itu yang bertanggung jawab adalah si penabrak," ungkap Mursidi.

Masih kata Mursidi, skema pengerjaan tidak melibatkan Pemprov. Pihak penabrak tidak menyetor uang ganti rugi kepada pemerintah tapi langsung melakukan perbaikan.

"Dia yang akan membuat vendor baru yang ditabrak itu. Bukan membayar, dia yang membangun," bebernya.

Ditanyai soal penutupan alur lalu lintas Sungai Mahakam, Mursidi mengatakan pihaknya tidak akan menutup dan hanya mengatur lalu lintas air.

KSOP akan menyesuaikan lalu lintas kapal dengan waktu pengerjaan vender jembatan.

"Kita akan lakukan rekayasa. Tapi kalau penutupan, tidak ya. Kan rekayasa dalam pengertian pengaturan jadwal keluar masuknya kapal," pungkasnya. (*)